Stunting masih menjadi salah satu tantangan kesehatan terbesar di Indonesia. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada perkembangan fisik anak, tetapi juga mempengaruhi kemampuan kognitif dan produktivitas di masa depan. Dalam upaya menekan angka stunting, diperlukan pendekatan multidimensi yang melibatkan kesehatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Melalui program kerja inovatif yang menggabungkan aspek kesehatan dan ekonomi digital, masyarakat khususnya pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), ibu hamil, dan keluarga mahasiswa Universitas Airlangga mendorong untuk menciptakan produk olahan berbasis daun kelor. Daun kelor yang dikenal sebagai "superfood" kaya nutrisi akan zat gizi seperti vitamin A, kalsium, zat besi, dan protein, menjadikannya bahan ideal untuk mendukung kesehatan ibu hamil, balita, serta seluruh keluarga ini menjadi bahan utama dalam program ini, yang tidak hanya mencegah stunting tetapi juga memberdayakan ekonomi lokal.
Desa Tawangrejo, Kecamatan Gemarang, Madiun, menjadi sorotan dengan peluncuran program inovatif yang menggabungkan aspek kesehatan dan ekonomi digital. Program ini mengangkat daun kelor sebagai bahan utama dalam pencegahan stunting sekaligus membuka peluang ekonomi bagi masyarakat, khususnya pelaku UMKM.
Program ini dirancang untuk melibatkan masyarakat, khususnya pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), ibu hamil, dan orang tua balita. Peserta diajak untuk mengikuti pelatihan intensif mengenai cara mengolah daun kelor menjadi berbagai produk inovatif seperti puding dan jus yang mudah dikonsumsi dan dipasarkan. Selain aspek kesehatan, program ini juga memanfaatkan teknologi digital untuk mendukung pemasaran produk melalui platform e-commerce dan media sosial. Dengan begitu, UMKM lokal tidak hanya mampu memproduksi barang berkualitas tinggi tetapi juga menjangkau pasar yang lebih luas secara efisien.
Selain pelatihan produksi, program ini memberikan edukasi kesehatan kepada ibu hamil dan orang tua balita mengenai pentingnya pemenuhan gizi selama 1.000 hari pertama kehidupan anak. Dukungan berbasis data digital seperti aplikasi pengingat asupan gizi dan video tutorial pengolahan daun kelor turut diperkenalkan untuk memastikan masyarakat dapat menerapkan pola hidup sehat dengan cara yang praktis.
Dengan menggabungkan inovasi kesehatan dan kekuatan ekonomi digital, program ini tidak hanya membantu mencegah stunting, tetapi juga memberikan peluang ekonomi bagi masyarakat lokal. Inisiatif ini membuktikan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui kolaborasi lintas sektor dapat membawa dampak nyata dalam menciptakan generasi yang lebih sehat sekaligus memperkuat perekonomian lokal.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI