Mohon tunggu...
Quiny Fabila Tasya
Quiny Fabila Tasya Mohon Tunggu... Lainnya - 20

If you don’t like where you are. Move you’re not a tree

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penyebab Gangguan Overthinking

30 Maret 2022   13:51 Diperbarui: 11 Mei 2022   13:59 542
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Overthinking dapat dikatakan sebagai pola berpikir yang terkadang menjadi habit atau kebiasaan. Overthinking pada umumnya dapat berbentuk kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan. Ada beberapa penyebab yang membuat seseorang overthinking, yaitu :

  • Adanya harapan atau ekspektasi yang berlebihan dari lingkungan luar terhadap diri kita. Hal ini terkadang menyebabkan individu membanding-bandingkan drinya dengan orang lain yang ia lihat kehidupannya lebih baik daripada kehidupan dirinya. Dalam hal ini, individu kemudian merasa gagal dan merasa dirnya tidak mampuyang mana kemudian membuatnya kehilangan kepercayaan dirinya.
  • Aspek relasi juga terkadang dapat membuat seseorang mengalami overthinking. Pada relasi sosial, seseroang mempunyai gambaran relasi yang baik di pikirannya dan dijadikan tolak ukur. Namun pada kenyataannya, kondisi relasi setiap orang dengan orang lain berbeda-beda. Dari sini, seseorang tersebut akan merasa bahwa dirinya tidak mampu mencapai tolak ukur relasi yang baik tersebut.
  • Pengalaman dan trauma masa lalu juga dapat menjadi penyebab overthinking. Pada dasarnya, manusia memiliki jiwa pembelajar. Manusia seringkali menjadikan kejadian yang ia alami di masa lalu sebagai pedoman atau pelajaran untuk di kehidupannya saat ini atau di masa depan. Kejadian-kejadian yang tidak diinginkan seringkali membuat manusia takut untuk terlibat didalamnya lagi. Hal ini membuat manusia seolah-olah takut untuk melakukan suatu hal hanya karena ia berpikir bahwa kejadian yang tidak diinginkan akan terjadi kembali.
  • Adiksi pada sosial media. Hal ini dapat dikatakan penyebab yang paling memberikan kontribusi pada terjadinya overthinking dalam diri seseorang karena dapat membuat seseorang membandingkan kehidupan dirinya dengan orang lain. Apa yang ia lihat di sosial media selalu dijadikan tolak ukur dalam menilai dan mensyukuri kehidupannya. Padahal seringkali hal-hal yang ditampilkan kebanyakan orang di sosial media belum tentu berdasarkan fakta. Ini akan memunculkan kecemasan dan kegelisahan terus menerus pada dirinya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun