lembar demi lembar telah habis sulit tercerna
helai demi helai membuka menutup diam tak bersuara
memaknai deretan kata dan kalimat yang terhampar
menusuk, membelai, meradang, merekah
kiasan yang terasa hambar tak bersisa
titik dan koma menari-nari tumpahkan segala masalah
tinta memerah darah, hangat mengalir membasahi
tergenang dalam air mata pedih, menetes, menguapkan sang arti
sampul keras membatu tertiup angin hantam kepala
gambar-gambar bergerak dalam diam
huruf-huruf liar kait mengait membelit erat tak terkendali
wajah menyeringai sang penulis terjerembab latar belakang
tak mengerti, gelisah, bingung, resah,
bau usang kertas lama menusuk indera penciuman
berputar-putar tak terarah, tanpa tujuan, tanpa pemberhentian
deretan huruf suram tak terlihat mata
berlompatan susul menyusul menikam otak kecil tepat di kepala
mulut terkatup tak bersuara, terinjak kaki raksasa rangkaian cerita
sunyi, sendiri, berkawankan sepi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H