Raja pertama adalah pangeran kerajaan Mancur, putra ketiga kerajaan Majapahit, Brawijaya. Pangeran Mancur meninggalkan kerajaan tanjungpura yang sering bertempur di daerah pedalaman Kalimantan. Di daerah Meliau itu, ia melindungi wilayahnya dengan menarik yaitu berupa gumpalan kotoran dari kompor dapur untuk memasak nasi Raja Tanjungpura agar kondisi aman dari segala hal. Tanah yang diambil oleh harimau Rangga sebelum raja Tanjungpura mencari perlindungan. Sampai sekarang, tanahnya terselip di desa Meranggau.
Sedangkan untuk raja-raja lainnya di Meliau yaitu Mangku Raja, Pangeran Nadi dan Gusti Lekar. Pangeran Gusti Lekar dan Nadi adalah sepupu. Dan, mereka lahir di Kayong Utara. Tapi, oleh masyarakat Meranggau Gusti lekar diangkat menjadi raja dan dibawa untuk tinggal di kawasan Meliau, itu daerah di Balai Tinggi. Dia diangkat sebagai raja untuk mengambil hasil di daerah tersebut.
Untuk waktu yang lama di Meliau, dia harus melihat "Nujum" untuk mencari istri. Nujum menunjukkan bahwa istri yang di bicarakan oleh astrolog (ahli nujum) yang dia cari ada di tanah liat Jawa. Seiring waktu, ia juga berlayar ke pulau jawa. Di Jawa, ia bertemu di sebuah kerajaan Jawa yang dipimpin oleh Gusti Nek Golong Bone. Ia memiliki seorang putri cantik bernama Utin Periuk. Dia jatuh cinta dan menikah dengannya.
Setelah sekian lama, ia sakit dan mati di kampung halamannya adalah Kayong Utara. Tapi, karena ia banyak dihargai di kawasan Meliau oleh masyarakat Meranggau di makam sebuah makam daerah "Pancor" dan juga istrinya. Posisi daerah Pancor yaitu di dekat Sungai Kapuas  yang umumnya disebut  "Abu Angat". Pancor daerah ini dulunya adalah daerah yang dipercaya menjadi daerah keramat hingga sekarang. Dan, makam sang pangeran Nadi berada didaerah "Copolo" di Desa Nek Tigak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H