Pada tangga; 2q1 Agustus 1945, peristiwa bersejarah terjadi di Surabaya dengan Proklamasi Polisi yang dipimpin oleh M. Yasin dan pasukannya. Dengan keberanian luar biasa dan semangat cinta tanah air, M.Yasin bersama Polisi Istyimewa menyatukan tekad untuk mempertahankan kemerdekaan yang baru saja diproklamirkan. Aksi heroik ini menjadi simbol patriotisme yang mengispirasi perlawanan rakyat, terutama di wilayah Surabaya, Jawa Timur, dan daerah-daerah lainnya, untuk melawan upaya belanda dan sekutu yang ingin merebut kembali Indonesia.Â
Proklamasi tersebut tak hanya sekadar deklarasi, tetapi juga menjadi pemicu semangat bagi perjuangan rakyat Indonesia. M. Yasin dan pasukannya berhasil membangkitkan keberanian rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan melalui perlawanan fisik dan moral. Hal ini menjadi salah satu faktor penting dalam kesiapan rakyat untuk menghadapi peristiwa besar yang akan datang, yakni Pertempuran Surabaya pada bulan Oktober hingga November 1945.
Pertempuran 10 November 1945 yang hingga kini diperingati sebagai Hari Pahlawan tak bisa dilepaskan dari peran penting M. Yasin dan pasukan Polisi Istimewa. Pertempuran selama sebulan ini menjadi simbol perlawanan gigih rakyat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Kontribusi M. Yasin dalam memimpin pasukan dan menggerakkan rakyat menjadi titik krusial dalam sejarah perlawanan terhadap penjajah di Surabaya.
Jenderal TNI AD Sudarto, seorang eks pejuang dan saksi langsung pertempuran 10 November, menegaskan pentingnya peran M. Yasin dalam peristiwa tersebut. "Omong kosong kalau ada yang mengaku di bulan Agustus 1945 memiliki kesatuan bersenjata. Yang ada pada waktu itu hanya pasukan-pasukan Polisi Istimewa pimpinan M. Yasin," ujarnya. Sudarto juga menekankan bahwa tanpa kehadiran pasukan M. Yasin, peristiwa heroik 10 November 1945 tidak akan terjafi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H