Perjalanan kurang lebih 5 jam naik pesawat lion dari Bandara Soekarno Hatta ke Bandara Babullah Ternate. Transit di Makassar sejenak, akhirnya sudah menginjakan kaki di Makassar walau Cuma bandaranya saja.
Pengalaman pertamaku sebagai anak rantau luar pulau sangat menantang, karena aku datang sendiri sebagai perwakilan universitasku. Pikiranku saat itu "nanti di sana gimana ya?" banyak pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya menggangguku. Namun ketika bertemu teman-teman dari universitas lain aku merasa aman. Aku belajar beradaptasi dengan mereka dan memulai mencari pertemanan baru.
Sesampainya di Bandara Babullah, kami di sambut oleh para dosen, PIC, Warek, bahkan ada beberapa warga yang mengantar kami ke tempat tinggal yang akan kami tinggali. Karena perjalanan yang cukup melelahkan, kami diberi nasi kotak dengan lauk khas ternate yaitu ada ikan cakalang dan juga kue cemilan sebagai penutup.
Malam itu, kami bergegas untuk diantar ke rumah masing-masing, ada yang di kost, rumah warga, bahkan rumah dosen. Aku merasa beruntung karena bisa tinggal di rumah dosen, beliau sangat ramah, baik, pengertian, bahkan gratis dikasih tempat tinggal disana selama kurang lebih 5 bulan. Sungguh seperti keberuntungan yang tak ada habisnya.
Keesokan harinya, aku dan teman-temanku pergi ke Pantai Fitu. Yap, Pantai uang seribu, letaknya sama percis disana. Aku tak pernah terbayangkan bisa melihat pemandangan langsung uang seribu di Ternate, Maluku Utara. Aku bertemu dengan teman-teman lainnya di Pantai fitu, kami berbincang ria dan saling bertanya, namun aku sangat senang karena kami berasal dari pulau yang berbeda-beda, ada yang dari Aceh, Sulawesi, Kalimantan, Jawa, dan berbagai universitas.
Tempat demi tempat ku telusuri, Taman Nukila, Batu Angus, Pantai Sulamadaha, Pantai Jikomalamo, Pantai Fitu, Danau Tolire Besar, Tolire Kecil, bahkan benteng-benteng yang terdapat banyak di Ternate Benteng Kalamata, Benteng Kastela, Benteng Oranje, dan Benteng Tolukko. Aku meninggalkan jejak di sana, sungguh bahagianya.
Tidak heran ternate dijuluki dengan provinsi paling bahagia, karena aku saja sebagai perantau sangat Bahagia berada. Setiap sudut memiliki kenangan yang tak pernah bisa aku lupakan. Jika tidak ikut PMM maka aku tidak akan melihat surga lautan yang sangat indah ini.
Selain itu, Unkahir tempatku berkuliah selama 1 semester sangat berkesan. Mendapatkan teman baru, Pelajaran baru, mata kuliah baru, lintas prodi, pokonya siapa yang tidak iri dengan ceritaku, sungguh beruntungnya diriku. Pertama kali datang kami disambut oleh para dekan dan berkenalan bahkan campus tour dengan kating, penyambutan denngan rektor yang sangat hangat membuat tidak sabar dengan menjalani keseharian sebagai mahasiswa ternate.
Terima kasih Kemndikbud karena telah membuat program yang begitu sangat hebat. Program PMM yang sangat mengukir banyak kenangan.