Mohon tunggu...
Queinshaqiela Intan Fatima
Queinshaqiela Intan Fatima Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

suka mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hubungan Antara Komunikasi dan Kebahagiaan

2 Januari 2025   17:46 Diperbarui: 2 Januari 2025   18:46 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagai makhluk sosial secara alami, komunikasi adalah komponen penting dalam kehidupan sosial manusia, baik dalam bentuk lisan maupun non-verbal. Komunikasi ini juga memainkan peran yang sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk keluarga dan lingkungan sosial. Ini menjadi elemen mendasar yang dapat diperlukan untuk menyebarkan ide, menciptakan pemahaman, dan membangun hubungan interpersonal yang kuat. Dalam kehidupan pribadi, kemampuan berkomunikasi dengan baik dapat memperkuat ikatan emosional, meningkatkan empati, serta rasa saling pengertian dan adanya kebahagiaan. Hal ini juga dapat berkontribusi pada peningkatan produktivitas dan kepuasan hidup.

Kebahagiaan pun bergantung pada komunikasi yang efektif, yang memiliki hubungan erat dan berdampak pada satu sama lain. Orang-orang yang memiliki keterampilan komunikasi yang baik dapat meningkatkan kualitas interaksi sosial dan memperkuat hubungan mereka satu sama lain. Dengan komunikasi yang efektif, orang lebih mampu memahami satu sama lain, mengurangi konflik, dan membangun hubungan yang harmonis. Komunikasi yang terbuka dan jujur dalam hubungan dengan teman, pasangan, atau keluarga dapat meningkatkan rasa percaya dan dukungan emosional, yang pada akhirnya berdampak positif pada kebahagiaan individu. Komunikasi positif, seperti memuji atau mengungkapkan kasih sayang, juga dapat meningkatkan suasana hati dan memperkuat ikatan sosial, membuat individu merasa lebih terhubung dan dihargai.

Menurut Seligman (2013), kebahagiaan bisa didefinisikan sebagai perasaan atau kegiatan positif yang dapat dirasakan tanpa adanya paksaan. Ini juga mencakup kemampuan seseorang untuk merasakan emosi positif baik di masa lalu maupun di masa depan. Orang yang memiliki suasana hati positif cenderung lebih toleran, tidak defensif, murah hati, dan kreatif dalam memecahkan masalah. Sebaliknya, kebahagiaan inilah yang diperoleh melalui cara pintas cenderung menghasilkan kehampaan, kegelisahan, kepalsuan, dan bahkan depresi. Oleh karena itu, kebahagiaan yang sejati sering kali memerlukan upaya dan komunikasi yang autentik.

Dalam hubungan pribadi, komunikasi yang efektif memungkinkan orang untuk memahami satu sama lain. Misalnya, pasangan yang berkomunikasi secara terbuka tentang apa yang mereka butuhkan dan inginkan cenderung memiliki hubungan yang lebih kuat dan bahagia. Jika mereka dapat berbicara tentang masalah mereka secara jujur tanpa khawatir akan ditolak, mereka dapat menemukan solusi yang memuaskan kedua belah pihak, yang mengurangi kemungkinan konflik dan memperkuat hubungan mereka. Selain itu, kepercayaan, yang merupakan dasar dari hubungan yang sehat dan bahagia, dibangun melalui komunikasi yang empatik.

Komunikasi sangat penting dalam keluarga. Komunikasi yang terbuka, jujur, dan penuh perhatian dapat memperkuat hubungan keluarga. Orang tua yang mendengarkan anak-anak mereka dengan empati dan memberikan respons yang mendukung membantu menciptakan lingkungan keluarga yang hangat dan penuh kasih. Sebaliknya, kurangnya komunikasi dalam keluarga dapat menyebabkan salah paham, jarak emosional, dan bahkan konflik yang berkepanjangan.

Komunikasi inilah yang dapat membangun hubungan yang bermakna di lingkungan sosial yang lebih luas. Misalnya, komunikasi yang efektif antara rekan kerja dapat menghasilkan suasana kerja yang lebih positif dan meningkatkan kinerja. Tim yang lebih bahagia dan termotivasi cenderung dibentuk oleh pemimpin yang dapat berkomunikasi dengan jelas dan memberikan kritik yang konstruktif. Komunikasi yang baik di tempat kerja juga dapat membantu mengurangi stres dan membuat karyawan merasa lebih dekat satu sama lain.

Komunikasi juga memiliki peran penting dalam mendukung kesehatan mental. Ketika individu memiliki seseorang yang dapat diajak bicara dan berbagi perasaan mereka, mereka cenderung merasa lebih didukung dan kurang kesepian. Ini dapat membantu mengurangi risiko depresi dan kecemasan. Selain itu, komunikasi yang baik memungkinkan individu untuk mencari bantuan ketika mereka membutuhkannya, baik itu dalam bentuk dukungan emosional atau solusi praktis untuk masalah yang dihadapi.

Namun, perlu diingat juga bahwa komunikasi yang buruk dapat memengaruhi kebahagiaan. Misalnya, menggunakan bahasa yang kritis, sarkastik, atau merendahkan dapat merusak hubungan dan menimbulkan ketegangan emosional. Oleh karena itu, mempelajari cara berkomunikasi secara konstruktif dan empatik sangat penting. Mengekspresikan diri dengan cara yang jelas dan hormat, mendengarkan aktif, dan menggunakan bahasa tubuh yang positif dapat membantu meningkatkan komunikasi dan hubungan interpersonal.

Komunikasi juga telah berubah secara signifikan di era digital saat ini. Meskipun teknologi membawa tantangan baru, ia juga memungkinkan kita untuk tetap terhubung dengan orang-orang di seluruh dunia. Misalnya, percakapan yang dilakukan melalui media sosial seringkali tidak lengkap dan dapat menyebabkan salah tafsir. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengimbangi komunikasi digital dengan interaksi tatap muka yang lebih langsung dan intim. Dengan berkomunikasi secara langsung, orang dapat mengamati nuansa non-verbal seperti nada suara dan ekspresi wajah, yang sering kali hilang dalam komunikasi digital.

Keterampilan komunikasi yang baik penting untuk memperoleh dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari jika kita ingin hidup dengan kebahagiaan yang berkelanjutan. Keterampilan ini melibatkan kemampuan untuk mendengarkan dengan empati, berbicara dengan jujur, dan menghormati perspektif orang lain. Komunikasi dapat menjadi alat yang kuat untuk membangun hubungan yang lebih signifikan, memperkuat ikatan sosial, dan meningkatkan tingkat kebahagiaan seseorang.

Jadi, kebahagiaan dan komunikasi sangat erat dan saling memengaruhi. Komunikasi yang efektif tidak hanya membantu dalam pemahaman dan kedekatan emosional, tetapi juga meningkatkan kepercayaan, mendukung kesehatan mental, dan meningkatkan rasa puas dalam hubungan. Dengan belajar dan mempraktikkan komunikasi yang positif, kita dapat menciptakan lingkungan sosial yang lebih harmonis dan mencapai kebahagiaan yang mendalam. https://bk.fip.unesa.ac.id/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun