dan kulihat lelaki menampung air di balik matanya
semakin menderas di hulu itu
sesekali ia mencuri waktu mengusapnya dengan jemari
lalu aku diam, jemariku basah
lelaki itu memikul rindu di punggungnya,
itu katanya!
jiwaku berbisik lirih, pernahkah aku mengenalnya?
aliran itu menderas, dan aku semakin basah
…
dia pergi, meninggalkan basah yang terlalu
dan gerimis mendekapku,
erat
Makassar, 30 Juli 2011
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!