Mohon tunggu...
Queenne Indah Ngangi
Queenne Indah Ngangi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Universitas Ahmad Dahlan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Representasi "Perempuan" dalam Film Cinta Pertama, Kedua & Ketiga

12 Januari 2022   12:57 Diperbarui: 16 Januari 2022   14:13 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: scionnewsroom.com 

Film Cinta Pertama, Kedua & Ketiga awalnya menceritakan tentang dua orang yang memiliki tanggung jawab terhadap orang tua tunggal mereka masing - masing, Raja yang diperankan oleh Angga yunanda merasa tidak adil karena harus mengurusi bapak dan neneknya sendiri sedangkan kedua kakaknya telah berumah tangga dan menjalani kehidupannya bersama keluarga mereka, dan Asia yang diperankan oleh Putri Malino yang lebih memilih bersama dan ingin selalu berbakti kepada ibunya karena merasa ibunya yang telah mengorbankan apapun untuk dirinya.

Secara umum perempuan sering dianggap makhluk yang lemah, bergantung, tidak bisa bekerja keras dan bukan kedudukan wanita ketika diberi gelar sebagai pemimpin. 

Namun, ditulis dalam buku Profil Perempuan Indonesia 2020 yang diterbitkan oleh Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ( Kemen PPPA )  "meskipun kepemimpinan perempuan masih belum sepadan dibandingkan laki - laki, tetapi Profesionalitas yang dihadirkan oleh perempuan setiap waktu makin meningkat".

 Dalam film yang disutradarai sekaligus ditulis oleh kak Gina S. Noer ini juga dapat menjelaskan bahwa perempuan bukanlah makhluk yang tidak bisa mandiri bahkan dapat menjadi tulang punggung keluarga.

Asia adalah anak tunggal dari ibu Linda yaitu Ira Wibowo yang berperan sebagai Ibu Asia. Asia terpaksa harus berhenti kuliah karena faktor ekonomi dan memilih untuk bekerja untuk mendapatkan uang agar bisa mengobati ibunya yang terkena kanker payudara dan harus menjalankan operasi agar kankernya tidak menyebar, Asia juga harus bekerja keras untuk melengkapi kebutuhan sehari - hari ia dan ibunya, sampai Asia harus meminjam uang kepada Debt collector.

Dalm film ini terdapat scene  bahwa Asia memang mati -matian untuk mendapat pekerjaan sehingga harus meminjam uang dan membeli pakaian dance yang mahal agar bisa di terima di tempat ia bekerja sekarang karena Asia beralih profesi sebagai guru dancer semenjak ia berhenti kuliah. 

Scene ini menjelaskan bahwa faktor ekonomi atau style juga ada pengaruhnya agar seseorang itu dapat diterima dilingkungan tersebut, dan Asia berusaha memperlihatkan yang terbaik dan menyembunyikan kesedihannya agar bisa menjadi tulang punggung keluarga.

Dalam film ini juga terdapat scene saat ibu Linda memberitahu Asia kalau listrik dirumah mereka sudah berbunyi yang artinya ibunya Asia memintanya untuk mengisi token listrik, Asia membuka hp dan melihat tagihannya hutang pulsa listriknya dan hanya menghela nafas kemudian dia mengisi pulsa listrik tanpa memberitahu ibunya.

Scene tersebut menjelaskan bahwa perempuan selain bisa bertanggung jawab, juga perempuan dapat menjaga perasaan dan menyembunyikan kesedihan, rasa takutnya terhadap orang lain. Asia yang tidak memberitahu ibunya tentang hutang -hutang tersebut memperlihatkan bahwa Asia tidak mau ibunya merasa menjadi beban dan Asia berusaha untuk menanggung semuanya.

Terdapat juga scene saat ibu Linda merasa kesepian karena kepergian sahabatnya yang diperankan oleh Asri Welas sebagai Diana, Linda pun dilamar oleh pak Dewa yang diperankan oleh Slamet Rahardjo sebagai bapaknya Raja, disitu ibu Linda berani menjelaskan apa yang terjadi pada dirinya dan sempat merasa kurang percaya diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun