Mohon tunggu...
Queen Rahmah Rizqi Zaidah
Queen Rahmah Rizqi Zaidah Mohon Tunggu... Musisi - Bu guru

Alumni Psikologi UIN Maliki Malang. Alumni The University of York, UK. Kelahiran tahun 1991. Hobi bermusik. Pernah jadi reporter dan jurnalis kampus. Bercita-cita menjadi pendidik, penulis, dan inspirator anak bangsa. Pengabdi di pondok pesantren Baitul Arqom Balung Jember. Contact: queenzaidah121@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Lakukan Ini, Maka Mimpimu akan Lekas Terwujud

29 Juni 2020   15:36 Diperbarui: 29 Juni 2020   15:25 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada banyak manusia yang dilahirkan sempurna, namun lebih banyak mengeluhnya daripada ikhtiarnya. Banyak juga mereka yang punya mimpi namun kalah dengan nafsu 'malas' nya. Pengeeeen banget kuliah di luar negeri, tapi giliran disuruh belajar bahasa, jawabnya nanti-nanti melulu. 

Pas diceritain gimana pahit proses dan tetes air mata orang-orang sukses, eh, udah kukut duluan. Ragu dengan kemampuannya, seolah tak ingin melewati kepahitan yang sama dengan mereka. 

Kalau sudah tak tercapai mimpinya, janganlah salahkan Tuhan, "Ya Allah, kenapa hidupku begini?" atau "Ya Allah kenapa Engkau hukum aku seperti ini?" tapi salahkan diri kita sendiri yang sudah lalai.

Ada banyak juga manusia yang dikaruniai keterbatasan, tetapi menyimpan mimpi besar yang luar biasa. Baginya, keterbatasan yang yang ia miliki tak sedikitpun menjadi penghalang untuk berubah. 

Baginya, Tuhan tidak menentukan nasib manusia berdasarkan bagaimana manusia dibentuk secara lahiriah, namun Tuhan menetapkan nasib manusia berdasarkan harapan dan ikhtiar yang dilakukannya. 

Kita hendaknya belajar banyak dari mereka. Belajar tentang melibatkan power Tuhan, melibatkan tangan Tuhan, belajar untuk tak melupakan-Nya. Belajar untuk melibatkan Tuhan di setiap mimpi kehidupan kita.

Bermimpi besar bukan berarti mengharap diri untuk menjadi sempurna di mata manusia. Segalanya ini hanya sementara. Toh, takkan mungkin pula kita menjadi sempurna dengan segala ikhtiar yang sudah kita lakukan, karena memang manusia tak ada yang sempurna.

 Sebaik-baik atau sesempurna mungkin kita berbuat sesuatu, akan ada mereka yang berkomentar negatif tentang tindakan kita. Kita tak bisa memaksa semua orang untuk menyukai kita. 

Jadi, kembalikan lagi semuanya ke Allah. Ingat, kita hidup bukan karena diri kita sendiri, bukan pula karena manusia lain, kita hidup karena Allah yang menghidupkan dan menghidupi kita. Maka bermimpilah yang tinggi untuk menebar manfaat sebanyak-banyaknya, sehingga itu akan menjadi amal baik bagi kita sendiri.

Sejatinya, tidak ada keinginan manusia yang paling tinggi selain memohon keselamatan dunia dan akhirat. Dan hanya Tuhanlah sebaik-sebaik penolong kita. Maka libatkanlah Allah di setiap rencana dan mimpi kita, di setiap gerak langkah kita, bahkan di setiap hela nafas kita. Saksikanlah sendiri kemudian, bahwa segala proses meraih mimpi itu akan mudah terlewati begitu saja dengan kekuatan super-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun