Bagi orang awam, berat badan hanyalah sebuah angka yang tertera di timbangan. Mungkin mereka berharap berat badan mereka naik atau turun sedikit, tetapi tidak perlu terlalu dipikirkan di hari-hari sibuk mereka. Namun, bagi beberapa orang, angka di timbangan adalah segalanya. Mereka menjadikan angka di timbangan menjadi prioritas hidup mereka sehingga hal tersebut mengganggu kesehatan dan kualitas hidup mereka. Bagi mereka, jika angka timbangan mereka naik, mereka akan merasa bersalah, menyesal, atau terhina.
Dan untuk menanggulanginya mereka membatasi kebiasan makan mereka atau mungkin memaksakan pola makan mereka sehingga menjadi tidak teratur. Hal ini merupakan kondisi medis yang berdampak negatif pada pola makan dan pola hidup seseorang atau yang biasa disebut ED atau Eating Disorder.
Eating Disorder merupakan gangguan yang mengancam kesehatan fisik maupun mental seseorang. Orang-orang yang terkena ED biasanya terobsesi untuk menurunkan berat badan mereka, memeriksa angka timbangan, dan bentuk tubuh mereka. Gangguan ini dapat menyerang siapa saja, entah darimana pun asal mereka, berapapun umur mereka, atau apa gender mereka. Namun mayoritas yang mengalaminya rata-rata adalah remaja. ED mencakup banyak sekali jenis, beberapa yang paling sering dialami adalah:
* Anoreksia Nervosa: Kondisi ini ditandai dengan berat badan yang sangat rendah dan bentuk tubuh yang sangat kurus, serta rasa takut yang kuat akan bertambahnya berat badan.
* Binge Eating Disorder (BED): Kondisi ini ditandai dengan makan dalam jumlah besar secara tidak terkendali dalam waktu singkat. Namun, setelahnya akan dibuang melalui tindakan pembersihan seperti memuntahkan paksa.
* Rumination Disorder: Kondisi ini ditandai saat seseorang memiliki kebiasaan memuntahkan makanan yang telah ia telan untuk dikunyah lagi berulang-ulang. Agar makan yang masuk ke pencernaan mereka hanya sedikit.
Eating Disorder biasanya terjadi karena trauma masa lalu seseorang yang pernah dibully atau mendapatkan body shaming dari orang sekitarnya, atau mungkin mereka ingin mengikuti standar kecantikan di sosial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H