Mohon tunggu...
queendycahya
queendycahya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi mengumpulkan informasi

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Indonesia Bebas Korupsi: Mimpi atau Kenyataan?

10 Desember 2024   17:15 Diperbarui: 10 Desember 2024   17:15 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa pembangunan infrastruktur di negeri ini seringkali molor dan kualitasnya jauh dari harapan? Atau mengapa biaya hidup semakin tinggi sementara gaji tetap saja? Di balik semua itu, tersimpan sebuah masalah besar yang sudah seperti benalu menggerogoti sendi-sendi negara kita: korupsi.

Korupsi, sebuah kata yang begitu sering kita dengar, namun seolah tak kunjung hilang dari kehidupan sehari-hari. Praktik suap-menyuap, penyalahgunaan wewenang, dan penggelapan uang negara menjadi pemandangan yang sudah biasa. Akibatnya, pembangunan terhambat, kesejahteraan masyarakat terpinggirkan, dan kepercayaan publik terhadap pemerintah semakin menipis.

Lantas, apakah Indonesia bebas korupsi hanyalah sebuah mimpi yang tak mungkin terwujud? Atau, mungkinkah kita menciptakan negeri yang bersih dan transparan? Pertanyaan inilah yang akan kita coba jawab dalam tulisan ini.

Kita akan mengulik lebih dalam tentang akar masalah korupsi di Indonesia. Mulai dari sistem yang mengizinkan praktik korupsi tumbuh subur, budaya yang menoleransi tindakan koruptif, hingga lemahnya penegakan hukum. Selain itu, kita juga akan membahas berbagai upaya yang telah dilakukan untuk memberantas korupsi, baik oleh pemerintah maupun masyarakat.

Namun, kita tidak hanya akan berputar-putar pada masalah. Lebih dari itu, kita akan mencoba mencari tahu solusi apa yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan Indonesia bebas korupsi. Apakah itu dengan memperkuat lembaga anti-korupsi, meningkatkan partisipasi masyarakat, atau mengubah mindset kita tentang korupsi?

APAKAH DI INDONESIA ADA SISTEM YANG MENGIZINKAN KORUPSI?

Korupsi adalah masalah yang kompleks dan multidimensional, yang sering kali tidak hanya dipicu oleh individu yang ingin memperkaya diri, tetapi juga oleh sistem dan struktur yang memungkinkan praktik tersebut tumbuh dan berkembang. Meskipun banyak negara, termasuk Indonesia, telah mengupayakan pemberantasan korupsi, masih ada berbagai sistem yang memungkinkan praktik tersebut berkembang subur. Berikut adalah beberapa alasan mengapa sistem tertentu bisa mengizinkan korupsi tumbuh dan berkembang:

1. Sistem Birokrasi yang Cenderung Tertutup dan Rumit

Salah satu alasan utama mengapa korupsi dapat tumbuh subur adalah sistem birokrasi yang rumit dan tidak transparan. Di banyak negara, termasuk Indonesia, proses administrasi yang panjang dan penuh birokrasi sering kali menciptakan celah bagi praktik korupsi. Proses yang rumit ini menciptakan kesempatan bagi pejabat untuk melakukan penyalahgunaan wewenang, karena mereka memiliki kontrol atas berbagai keputusan administratif yang sulit dipahami oleh masyarakat.

Misalnya, dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah, proses yang melibatkan banyak tahapan sering kali diwarnai dengan ketidakjelasan kriteria, waktu, dan biaya. Ketika pihak yang terlibat dalam pengadaan barang dan jasa memiliki kekuasaan yang tidak dapat diawasi secara ketat, mereka bisa memanfaatkan sistem yang ada untuk mendapatkan keuntungan pribadi, seperti menerima suap atau melakukan pengaturan kontrak dengan pihak yang memiliki hubungan pribadi atau politik.

Selain itu, sistem yang kurang transparan juga membatasi akses masyarakat terhadap informasi. Tanpa pengawasan yang jelas, individu-individu dalam birokrasi bisa lebih bebas melakukan penyalahgunaan kekuasaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun