Mohon tunggu...
Queena Nadira Sam
Queena Nadira Sam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Airlangga

Sebagai seorang mahasiswa yang memiliki hobi mencari informasi sesuai fakta yang ada melalui riset riset, alangkah lebih baiknya jika dilanjutkan dalam bidang penulisan hingga menghasilkan sebuah karya. Maka dari itu saya mencoba untuk menuliskan kembali apa yang telah saya temukan dengan menggunakan tambahan pengeauan pribadi. Dalam hal ini khususnya di bidang kesehatan dan pengetahuan umum lainya.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Anak Gaya Hidup Manis, Diabetes Meringis

24 November 2024   21:27 Diperbarui: 29 November 2024   13:19 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tanggal 24 November 2024, Kompas meluncurkan berita bahwa Menteri Kesehatan RI terkejut banyak anak yang terkena diabetes. "Saya sangat kaget bahwa ternyata banyak anak-anak di dunia, termasuk Indonesia, yang terkena diabetes tipe 1 sejak kecil. Jika tidak diobati dengan cepat, diabetes tipe 1 ini bisa berakibat fatal," ujarnya dalam peringatan Hari Diabetes Sedunia di RSUP Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Minggu (24/11/2024). 

Disisi lain, tidak hanya diabetes tipe 1, prediabetes dan diabetes  tipe 2 pun juga ditemukan dan terus menunjukan angka yang semakin hari semakin tinggi. Berdasarkan survei Kesehatan Dasar (RISKESDAS) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, prevalensi prediabetes cenderung meningkat dari tahun 2007 hingga 2018. Hal ini terus terjadi, dibuktikan dengan angka kejadian diabetes pada anak di Indonesia yang naik sebanyak 70 kali lipat pada tahun 2023 dibanding tahun 2010 yaitu mencapai 1645 anak.

Penyebab diabetes pada anak beragam, namun saat ini gaya hidup yang tidak mengindahkan makanan bergizi cukup akan menjadi bumerang. Sedangkan anak memang cenderung menyukai sesuatu yang manis, makanan maupun minuman. Jika orang tua sendiri membiarkan anak terlalu sering makan dan minuman  kemasan yang manis dan tentunya tinggi gula maka hal ini lah yang terjadi yaitu ketika umur sang anak menuju remaja banyak yang sudah terkena diabetes. Memberikan kebebasan anak dalam memilih makanan yang ia sukai memanglah baik. Namun jika hal ini berujung pada sakitnya mereka, apakah ini yang diinginkan orang tua ?

Mengendalikan diabetes pada anak-anak sulit dilakukan karena tantangan fisiologis dan emosional yang terkait dengan pertumbuhan dan perkembangan, sehingga penatalaksanaan dan pencegahan diabetes pada anak memerlukan strategi yang berbeda dibandingkan dengan individu dewasa. Solusinya yaitu adanya sinergitas dari berbagai pihak baik dari keluarga khususnya orang tua, lingkungannya, dan pemerintah. 

Dewasa ini, orang tua harus mengetahui betapa pentingnya melihat kadar nutrisi dibalik sebuah kemasan makanan dan minuman sebelum diberikan kepada anak. Peran lingkungan juga diperlukan, baik rumah maupun sekolah. Jika apa yang ada anak lihat selalu orang dewasa yang juga minum dan makan serba kemasan, maka anak menganggap makanan dan minuman kemasan bukanlah suatu hal yang salah. Padahal ini akan menganggu tumbuh kembang mereka jika tidak dikontrol. 

Oleh sebab itu, adanya monitoring dari pemerintah mengenai izin pengedaran minuman dan makanan kemasan ini perlu ditingkatkan. Sistem negara kita akan hal ini pun masih terbilang belum cukup baik jika dibandingkan negara lain. Negara lain telah memberlakukan pelabelan pada minuman dan makanan kemasan berdasarkan tingkat gula dalam takaran per sajiannya, dengan begitu masyarakat pun terbantu untuk memilih makanan dan minuman yang baik untuknya. 

Perlu kita ingat, anak adalah generasi penerus bangsa, klise namun begitulah adanya. Mereka semua adalah aset yang perlu dijaga. Bagaimana dapat bertumbuh indah merekah jika ketika kuncup sudah lemah dan membusuk. Suatu hal penting namun masih luput. Kabar baik jika sebagian masyarakat memang sudah mencoba untuk sadar, namun bagaimana untuk yang lainya ? Inilah tugas kita bersama.

Clarke, W., 2011. Behavioral Challenges in the Management of Childhood Diabetes. Journal of Diabetes Science and Technology, 5, pp. 225 - 228. 

Dany, F., Dewi, R., Tjandrarini, D., Pradono, J., Delima, D., Sariadji, K., Handayani, S., & Kusumawardani, N., 2020. Urban-rural distinction of potential determinants for prediabetes in Indonesian population aged 15years: a cross-sectional analysis of Indonesian Basic Health Research 2018 among normoglycemic and prediabetic individuals. BMC Public Health, 20. 

Kompas.com (2024) Menkes: Saya kaget banyak anak terkena diabetes. Available at: https://health.kompas.com/read/24K24160000568/menkes--saya-kaget-banyak-anak-terkena-diabetes (Accessed: 24 November 2024).

Universitas Airlangga (UNAIR) (2024) Fakultas Kedokteran: Kasus diabetes anak terus meningkat, FK UNAIR beri penyuluhan untuk remaja. Available at: https://unair.ac.id/post_fetcher/fakultas-kedokteran-kasus-diabetes-anak-terus-meningkat-fk-unair-beri-penyuluhan-untuk-remaja/ (Accessed: 24 November 2024).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun