Mohon tunggu...
Langit Quinn
Langit Quinn Mohon Tunggu... Freelancer - Ghost writer, Jokower, Ahoker...

Founder Fiksiana Community

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kembalikan Suamiku, Kembalikan Ayahku...

1 Desember 2011   03:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:59 1927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

.

"Aku memohon kepadamu, lepaskan ayahku. Kembalikan dia pada kami, kami membutuhkanya..."

Suara permohonan seorang gadis 25 tahunan di ujung telepon. Namun Sinta tak menggubris. Ia menjauhkan gagang telepon dari telinganya, dan tersungging sebuah senyum sinis dari bibirnya. Kemudian menutupnya.

"Bukan aku yang merebutnya dari kalian. Tapi dia yang datang kepadaku. Bertekuk lutut dan memohon cinta kepadaku. Apakah saat ini aku yang salah? Ia haus akan cinta. Cinta yang tak ia dapatkan dari kalian. Dan ia mendapatkanya dariku."

Sinta adalah penyanyi ternama. Telah lama dirinya menjadi simpanan seorang pengusaha. Pengusaha yang pantas menjadi ayahnya. Dan telah memiliki satu orang anak yang hampir sebaya dengannya. Baru-baru ini hubunganya telah tercium oleh media. Namun Sinta tetaplah Sinta. Bagimanapun media memberitakan hubunganya, ia tak pernah memperdulikanya. Semakin bagus untuk menanjakan karirnya. Begitu pikirnya.

Akhir-akhir ini anak  dari sang pengusaha rajin sekali menghubunginya. Memohon dengan sangat untuk mengembalikan ayahnya. Dan Sinta tak pernah mau mendengarnya. Sang pengusahapun tetap datang ke rumah mewahnya. Yang di belikanya baru beberapa bulan lamanya.

***

Di rumah mewah lainnya.

"Bu. Aku telah membujuk perempuan itu. Untuk kembalikan ayah kepada kami. Aku tau ibu mencintainya. Sangat mencintainya. Tunggulah Bu..."

Alia si anak tunggal berbicara kepada ibunya. Yang hanya di sambut dengan senyum seorang ibu. Bukanah selalu ada jalan? Ia percaya. Doa orang benar akan di dengar. Setiap hari ia berdoa.  Meski ia hanya berbaring di ranjang. Lima bulan lamanya sang ibu hanya berbaring dan berbaring. Setelah kepergian sang suami setahun silam. Keadaan sakit ibunya, media tak mampu menciumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun