Naas menimpanya, ia terkena ranjau yang dipasang di sana. Beberapa teman coba menolong namun tidak bisa. Beberapa teman lainnya mencoba memanggil ibunya Boni.
Mereka semua coba menolong sebelum anak manusia datang dan mengambil Noni kemudian membantainya.
"Ada apa ribut-ribut??" Teriak seseorang dari luar sana.
"Dapat, ranjau kami dapat...!!! Satu juta siap ditangan...!!" Teriak salah satunya.
"Ayo bantau aku ambil anak orang utan nakal ini... Dan bunuh dia di sini... Yang lain silahkan kejar orang utan lainnya yang tadi lari ke dala hutan...!"
Beberapa orang berlairan ke dalam hutan. Memburu beberapa teman - teman Noni yang lari tunggang langgang dengan kedatangan para manusia di sana.
"Ibu... Tolong aku...." Rintih Noni.
"Ibu... Sakit sekali... Mohon tolong aku..." Kali ini Noni menangis. Air matanya keluar.
Boni sang ibu tak bisa berbuat banyak. Ia hanya bisa mengintip dari balik semak-semak. Air matanya tak tertahankan. Ia menangis dibalik semak - semak.
"Ibu... Kau di mana?? Tidakkah kau melihat aku di sini?? Sakit bu... Maafkan aku melanggar perintahmu... Ibu tolong aku...."
"Diam kau berisik...!!!" Si anak manusia menggertak. Merasa terganggu dengan suara Noni. Noni telah ia lepaskan dr ranjau. Tangan dan kakinya di pegang oleh dua orang. Satu orang lainnya memegang golok besar.