Mohon tunggu...
quantini farah
quantini farah Mohon Tunggu... -

suka jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mengetahui Peran Agum Gumelar Soal Putusnya Wiranto-Hary Tanoe

22 Mei 2014   03:19 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:15 1218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ketika peristiwa  masuknya Hanura pada koalisi Indonesia Hebat yang mengusung Jokowi dan JK, Wiranto dengan tegas menekankan bahwa antara partai Hanura dan PDIP punya satu benang merah yang sama yaitu berada di luar Setgab yang dimotori partai Demokrat.

Sebelumnya di banyak kesempatan, Wiranto memang berkisah bahwa pihaknya sudah lelah menjadi oposisi dan ingin masuk pada koalisi yang kemungkinan besar menang. Karena itu, Wiranto berkali-kali mengadakan pertemuan atau komunikasi politik sendiri bersama pemimpin partai lain.

Dari berbagai pertemuan itu akhirnya Wiranto memutuskan untuk mendekat pada PDIP, karena menilai bahwa Jokowi punya kans besar untuk menang.

Ada pertemuan yang cukup intens antara pihak Wiranto dengan pihak PDIP. Pertemuan ini diprakarsai oleh Agum Gumelar sebagai teman lama Wiranto. Agum Gumelar ini  dikenal sebagai mantan MenteriPerhubungan pada kabinet Gotong Royong dan suami dari menteri Linda Gumelar.

Menurut cerita yang beredar di kalangan terbatas itu, ber‬awal ketika Agum dan teman-teman 'membujuk' Wiranto agar tidak lagi keukeuh ingin mencalonkan diri jadi presiden Indonesia.

Agum di kalangan pensiunanan perwira tinggi cukup disegani bukan saja karena saat ini menjabat sebagai Ketua Purnawirawan TNI, tapi juga karena hubungan baiknya dengan banyak pihak.

Setelah berhasil membujuk Wiranto (untuk tidak maju lagi sebagai calon Presiden) Agum diberi tugas oleh Wiranto untuk melakukan pendekatan informal ke PDIP dan Nasdem.

Secara pribadi, Agum memang menaruh simpati kepada Jokowi dan berharap sosok itu jadi Presiden Indonesia selanjutnya. Tak terlalu sukar bagi Agum untuk mendekati PDIP dengan membawa misi Wiranto, mengingat Megawati cukup mengenal dan menghormati Wiranto.

Kemudian Agum juga mendekati Surya Paloh sebagai ketua Nasdem. Nasdem perlu didekati oleh Hanura mengingat partai ini pertama kali mendekat ke PDIP usai Pileg. Mereka mengklaim bahwa antara PDIP dan Nasdem ada benang merah kuat yaitu Soekarnois.

Beberapa sumber berkata bahwa pendekatan Agum kepada Nasdem ini dengan membawa pesan bahwa 'urusan pertikaian antara Surya Paloh dan Hary Tanoe adalah urusan antar mereka'. Pokoknya kali ini Hanura tak mau kehilangan tiket di gerbong yang mereka yakini akan menang.

Pada rangkaian pembicaraan selanjutnya dengan Hanura, Surya Paloh berkeberatan jika Hanura melibatkan Hary Tanoe. Sehingga di berbagai pembicaraan itu Hary Tanoe juga tak diajak oleh Wiranto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun