Mohon tunggu...
Qorry Dzikrina
Qorry Dzikrina Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hijau dalam Ingatan

19 September 2017   02:45 Diperbarui: 19 September 2017   02:47 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kebanyakan kampung, memang asri. Hijau. Dikelilingi banyak pepohonan, serta sumber air. Bahkan, untuk mencari oksigen pun tidak lah sulit. Saat ini, hijau itu hanya dalam ingatan. Tak sedikit gedung-gedung yang berdiri menjulang di tanah yang 'katanya' subur ini. Dulu, jika dikilas balik, Jakarta hanyalah sebuah kampung. Jakarta dulu belum seriuh ini, oh ya, aku lupa menyebutkan kampung ku adalah kota ini, ralat, lebih tepatnya Jakarta. Dalam ingatan, kota ini dulu hijau. Walaupun memang tidak sehijau kampung teman-teman sekalian.

Dalam ingatan saya pula, kali Ciliwung dulu menjadi salah satu sumber penghidupan. Dan saat ini semua itu hanya ingatan. Kampung selalu identik dengan kerinduan, tapi tidak dengan ku, setiap hari pun aku berada di kampung ku. Unik? Memang. Tapi ini lah kampung ku, beda dengan Ayah serta Ibu.

Lagi-lagi hijau, haruskah ku beri gedung-gedung pencakar langit itu ku warnai dengan hijau? Agar mengingatkan ku pada kampung yang dulu? Identik dengan bio, hijau berasal dari klorofil. Ah, ya. Klorofil itu kini tak banyak, ditemui di tengah-tengah kota seringnya. Kami menyebutnya sebagai paru-paru kota.

Jakarta, kota yang berkemajuan dan berkemunduran. Aku sampai bingung bagaimana bisa menyebutnya 'kampung'. Jika sudah begini, bagiku Jakarta hanyalah sebuah kota, yang setiap orangnya memaknai dengan beda. Hampir sama dengan seorang penulis yang memiliki interpretasi mengenai tulisannya, tapi jangan lupakan juga bahwa pembaca memiliki interpretasi atas apa yang dilihatnya.

Ah, sepertinya hijau itu memang hanya hidup dalam ingatan. Ya, Jakarta hijau hanya hidup diingatanku tidak hidup diingatan orang lain. Semoga, lahan hijau di Ibukota bisa berfungsi kembali. Setidaknya itu bisa menyumbangkan oksigen untuk kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun