1.Definisi Falsafat
Falsafat, jika ditelusuri asal katanya, berakar dari bahasa Yunani kuno. Istilah ini terbentuk dari dua kata bermakna: "philo" atau "philos" yang bermakna kecintaan dan atau asrat, sedangkan "sophia" yang memiliki arti akal sehat (kebijaksanaan) atau pencarian kebenaran hakiki. Dengan demikian, filsafat dapat diartikan sebagai kecintaan pada kebijaksanaan atau hasrat untuk menemukan kebenaran sejati.
Achadi memberikan penjelasan lebih lanjut bahwa kata "filosofia" bisa juga berasal dari kata kerja "filosofein", yang maknanya adalah mencintai kebijaksanaan. Namun, ada pula yang berpendapat bahwa "philosophia" berakar dari kata kerja "philein" (mencintai) atau kata benda "philia" (cinta), yang digabungkan dengan "sophia" (kearifan).
Dalam bahasa Inggris, kita mengenal istilah "philosophy", yang sering diterjemahkan sebagai cinta kebijaksanaan. Adapun di Indonesia, kita menggunakan kata "filsafat", dengan bentuk kata sifatnya "filsafati", bukan "filosofis".
Berfilsafat bisa dipahami sebagai aktivitas berpikir secara mendalam dan komprehensif. Ini melibatkan perenungan yang dilakukan dengan metode tertentu, sistematis, menyeluruh, dan bersifat universal, dengan tujuan untuk mengungkap esensi atau hakikat dari suatu hal.
D. Runes mendefinisikan filsafat sebagai disiplin ilmu yang paling umum, yang di dalamnya terkandung upaya pencarian kebijaksanaan serta kecintaan terhadap kebijaksanaan itu sendiri. Sementara itu, Sri Sumantri (2003:4) menggambarkan filsafat sebagai cara berpikir yang radikal dan komprehensif, sebuah pendekatan untuk mengupas sesuatu hingga ke akar-akarnya. Latif (2014:4) juga menyampaikan pandangan serupa mengenai sifat mendasar dari pemikiran filosofis.
2. Terbentuknya Falsafah Indonesia
Pandangan hidup Pancasila terbentuk dari pemahaman bangsa Indonesia tentang dirinya dalam konteks interaksi tegak lurus dengan Tuhan dan konteks interaksi mendatar dengan sesama manusia. Dalam konsepsi dualitas ini, Pancasila menanamkan dua nilai fundamental dalam kesadaran kolektif: spiritualitas dan kebersamaan.
Aspek spiritualitas mencerminkan keyakinan akan adanya kekuatan tertinggi yang mengatur dimensi ruang dan waktu kehidupan manusia. Sementara itu, nilai kebersamaan dalam keberagaman menunjukkan kesadaran akan pentingnya hubungan antarmanusia yang hidup bersama dalam wadah bernama Indonesia.
Nilai kebersamaan ini terwujud dalam kesediaan masyarakat Indonesia untuk menerima dan menghargai perbedaan yang ada di tanah air. Indonesia ibarat sebuah taman dunia, di mana berbagai pengaruh dari luar telah berbaur selama berabad-abad melalui proses globalisasi. Nilai-nilai ini tumbuh subur dan memperkaya pemikiran serta budi pekerti bangsa Indonesia.
Pancasila bukan sekadar simbol atau lambang fisik, melainkan cerminan jati diri bangsa yang melandasi cara hidup dan berpikir masyarakat Indonesia.