Mohon tunggu...
QORI HANDAYANI
QORI HANDAYANI Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru Pendidikan Pancasila

Menulislah maka kamu akan abadi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bersatu: Tidak Mampu atau Tidak Mau?

15 Agustus 2023   10:39 Diperbarui: 15 Agustus 2023   10:43 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam kehidupan bermasyarakat, Pancasila memang jarang menjadi pembahasan secara konsepsi, namun dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya kita telah banyak menerapkan nilai dari sila tersebut, baik dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa, Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, Sila Persatuan Indonesia, Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan serta Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Penjabaran setiap sila terlihat dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam kehidupan pribadi maupun sosial dalam lingkup keluarga, masyarakat hingga berbangsa dan bernegara. Sebenarnya, jika kita semua mau untuk melaksanakan setiap sila, tentu kehidupan kita akan menjadi lebih harmonis dan selaras. Namun permasalahan saat ini, masih ada saja satu dua orang yang enggan untuk memberikan kontribusinya. Adanya segelintir orang yang enggan menerapkan inilah yang kemudian dapat membuat sistem yang telah tertata menjadi carut marut.

Apa bentuk kontribusi yang dapat kita berikan dalam kehidupan? Mari kita saling sharing dalam kehidupan sehari-hari kita. Menurut hemat penulis, sila yang mendasari dalam kehidupan bermasyarakat adalah pentingnya penerapan sila Persatuan Indonesia, karena dengan Bersatu maka kita tidak akan mudah untuk saling terpecah, kehidupan menjadi lebih mudah karena tidak ada bentuk hasutan yang dapat menimbulkan curiga atau benci satu sama lain, saat tidak ada benci tentu cinta kasih senantiasa menghiasi kehidupan.

Langkah pertama, penting untuk mengingatkan diri, bahwa jika belum dapat memberikan dampak positif dalam kehidupan minimal Jangan menyebarkan hal negatif dalam sebuah tatanan Masyarakat. Penting untuk kita menguatkan diri, jangan menjadi orang yang senang mengadu domba orang lain, hanya karena demi ingin terlihat menjadi orang yang paling tahu segalanya. Menahan diri adalah sikap ksatria yang memang tidak mudah dimiliki seseorang. Namun, setidaknya kita harus bisa menjadi pribadi yang juga menyukai persatuan, demi tatanan yang selaras, jangan sampai menjadi pribadi yang senang memecah belah kesatuan.

Langkah kedua, Jika memang kita banyak tahu, berpandai-pandailah dalam memfilter perkataan, karena pribadi kita dilihat dari ucapan dan perbuatan yang tercermin dari fikiran kita. Saat kata kata buruk yang mudah kita ucapkan, tentu selaras dengan fikiran kita. Jika fikiran sudah kita filter, tentu kita tidak akan mudah men judge atau melabeli orang lain dengan hal-hal buruk, jangan suka menganggap rendah orang lain hanya demi mendapat pengakuan sebagai "makhluk sempurna". Lebih baik kita diam daripada mengatakan hal hal tidak penting yang memicu perpecahan.

Langkah ketiga, di tengah derasnya arus informasi kita juga harus membentengi diri dari pengaruh negatif, termasuk pandai dalam memilah informasi. Jangan sampai kita menjadi pribadi yang mudah untuk diadu domba, mudah ikut ikut memberikan komentar negatif serta mudah percaya pada informasi yang belum jelas kebenarannya, apalagi informasi yang disampaikan oleh "media" yang "tidak kredibel", media tidak hanya berupa alat namun juga manusia, terkadang ada manusia yang bisa menyebarkan informasi yang tidak benar hanya demi mendapat perhatian. Jadi perhatikan integritas seorang pembawa informasi, apakah dia orang yang bisa dipercaya atau tidak. Akan aneh jika kita percaya pada ucapan orang yang bahkan tidak dapat dipercaya.

Persatuan memang sulit jika kita memang tidak ingin Bersatu, namun akan terasa mudah jika kita semua mau memulai dari diri sendiri. Untuk itu perlu kesadaran diri tingkat tinggi serta menurunkan ego masing-masing, sudahkah bersedia mengakui kesalahan atau sekedar mencari pembenaran?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun