Mohon tunggu...
Fiksiana

Penafsiran Cerpen

9 November 2015   22:08 Diperbarui: 9 November 2015   22:48 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Cerpen berhalaman 4 lembar ini berjudul Sonya Rury

Genre: Kesedihan, tragedy, kisah hidup

Tokoh:
Sonya Rury
Tokoh "Aku"

Watak:
Sonya Rury :
pantang menyerah ; diceritakan bahwa Sonya hidup penuh cobaan Dan penderitaan sejak is masih kecil. Pelecehan seksual kerap ia rasakan sudah berliter-liter air mata membasahi pipi mungilnya. Sudah Tak kuat ia menahan semua itu, ingin dia terbebas.
Penjelasan: Sonya Rury telah menjalani berbagai macam cobaan sepanjang hidupnya, namun ia tak pernah sekalipun mencoba bunuh diri ataupun merelakan dirinya, ia masih tetap melawannya sambil ditemani tangisan tiap harinya.


Tokoh "Aku" :
Pengertian : terdapat dalam cerita ketika tokoh "aku" bertanya-tanya mengapa ia menangis dan apa yang terjadi pada Sonya. Namun ia menahan semua pertanyaan itu Dan memilihkan untuk menemani sonya Dan mencoba menanyakan nya secara pelan sehingga Tak melukai dirinya.
Kemudian pada saat terakhir dimana tokoh "aku"  datang ke Rumah Sonya, awalnya ia merasa was was, namun ketika melihat Sonya yang tertidur pulas dengan mata yang Tak tampak sembab lagi walau air mata yang ia keluarkan sudah sangat banyak. Tokoh aku merasa lega dan menemani Sonya kayaknya penjaga.


Pemberani : dalam salah satu kalimat yang ia ucapkan dalam benak “kuberanikan diri tuk bertanya padanya”  ; saat dimana tokoh aku mencoba untuk menanyakan hal yang terbilang sensitif.

Alur: Maju mundur, dimana tokoh aku pada awal cerita bertemu dengan Sonya secara Tak sengaja didalam gang kecil kemudian ia menceritakan keadaannya dan Sonya menceritakan pengalamannya dahulu, kemudian kembali ke masa sekarang.

Sudut pandang yang digunakan adalah pelaku utama sudut pandang utama, dapat dibuktikan pada awal cerita dimana tokoh "aku" bercerita ketika dia mendengar suara misterius dari

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun