Dalam menerjemahkan teks bahasa asing, terdapat beberapa strategi, prosedur dan teknik yang dapat digunakan penerjemah dalam menerjemahkan suatu teks bahasa asing. Oleh karena itu, sering kita jumpai perbedaan terjemah dari satu teks yang sama. Semua itu bergantung pada strategi, teknik dan prosedur apa yang digunakan oleh seorang penerjemah. Dari perbedaan terjemahan itu akan menimbulkan kualitas terjemahan yang berbeda pula. Ada beberapa terjemahan yang tidak efektif secara bahasa Indonesia dan sulit dipahami makna yang ingin disampaikan teks sumber. Namun ada pula terjemahan yang sudah mengikuti standar kalimat bahasa Indonesia yang baik dan benar serta mudah dipahami apa yang terkandung dalam teks sumber tersebut. Kali ini saya akan menganalisis beberapa dalil yang diambil dari artikel.
- Analisis Ayat Qur'an
"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS Muhammad: 7)
Al-Qur'an surah Muhammad ayat 7 ini merupakan seruan Allah kepada orang yan beriman untuk berjihad di jalan Allah dan membela agama Allah. Di dalam ayat ini Allah menjamin atas orang beriman yang membela agama-Nya, mengorbankan harta, jiwa dan raga. Orang-orang beriman tersebut lah niscaya Allah akan menolong mereka baik di dunia maupun di akhirat dan meneguhkan kedudukannya saat membela agama Allah dari berbagai macam gangguan.
Menurut saya ayat ini diterjemahkan menggunakan teknik terjemahan tashrifiyah, yakni terjemahan yang tidak menerjemahkan satu per satu kata yang ada pada teks sumber. Akan tetapi diterjemahkan sesuai dengan konteks yang dibicarakan pada teks aslinya. Teknik ini pula tidak begitu memperhatikan kesamaan antara teks sumber dengan teks terjemahan, yang terpenting adalah penggambaran makna dan maksud yang terkandung (Yayan Nurbayan, 2014). Jika dilihat pada kata yang diartikan dengan 'Jika kamu menolong agama Allah'. Pada kata bahasa Arab tersebut tidak ada kata yang dapat diartikan dengan agama. Namun penerjemah menyesuaikan teks terjemahan tersebut agar bisa dipahami oleh pembaca dan tidak muncul kekeliruan yang akan menimbulkan pendapat-pendapat yang tidak diingingkan.
Jika kalimat tersebut diterjemahkan perkata sesuai dengan teks aslinya, dapat diartikan dengan 'kamu menolong Allah'. Jelas terjemahan yang seperti ini akan menimbulkan kekeliruan yang sangat kacau dan dapat merubah makna dan maksud yang sebenarnya. Tentu saja hal ini sangat dihindari dalam melakukan penerjemahan.
Kemudian penerjemah juga menerapkan prosedur transposisi. Menurut New Mark di dalam buku karya Syihabuddin, prosedur ini berhubungan dengan penyesuaian dan pengubahan satuan-satuan sintaksis yang berupa kata, frase, klausa dan kalimat yang ada pada teks sumber dengan teks terjemahan. Pada prosedur ini penerjemah dapat mengubah kalimat majemuk menjadi beberapa kalimat, bentuk tunggal menjadi jamak atau sebaliknya, atau kategori verba menjadi nomina (Syihabuddin, 2016).
Prosedur ini penerjemah terapkan pada kata , , yang diartikan 'kamu menolong, Dia menolongmu, kedudukanmu'. Padahal jika diartikan secara apa adanya kata-kata tersebut memiliki arti 'kalian menolong, Dia menolong kalian, kedudukan kalian'. Namun penerjemah tidak menggunakan terjemahan tersebut agar kalimat terjemahan yang dihasilkan lebih berterima dan efektif dalam bahasa Indonesia.
Kualitas Terjemahan
Dapat disimpulkan bahwa hasil terjemahan tersebut memiliki kualitas yang bagus. Karena sudah memenuhi kriteria sebagai terjemahan yang berterima. Kualitas bahasa Indonesia yang dipaparkan oleh penerjemah juga tidak kalah berkualitas, bahasa yang digunakan sudah menggunakan standar bahasa Indonesia yang baik dan benar, sehingga makna dan maksud yang terkandung di dalam ayat Al-Quran tersebut mudah dipahami dan diterima.
- Analisis Hadis Nabi SAW
"Ketika ada beberapa orang berkumpul di rumah Allah, dan mereka melafalkan dan mempelajari Alquran, maka ketenangan akan diturunkan kepada mereka." (HR Muslim dari Abu Hurairah)
Dalam hadis ini, Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa orang yang belajar dan mempelajari Al-Quran akan diberikan ketenangan. Di dalam Al-Quran surah Ar-Ra'd ayat 28 disebutkan bahwa dengan mengingat Allah hati menjadi tenang. Sesungguhnya sebaik-baiknya dzikir (mengingat Allah) adalah membaca Al-Quran.