Mohon tunggu...
Qotrotul Ghois
Qotrotul Ghois Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa sosiologi agama

In a world of worriers, be the warrior

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Karena "Smartphone", Anak Milenial Jadi Anti Sosial?

19 Januari 2021   11:29 Diperbarui: 19 Januari 2021   11:35 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tak bisa dipungkiri, penggunaan smartphone atau telepon canggih terus meningkat dari hari ke hari. Berdasarkan data survey dari databoks.katadata.co.id jumlah pengguna smartphone secara global terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada  2019, setidaknya terdapat 3,2 miliar pengguna, naik 5,6% dari tahun sebelumnya. Sementara jumlah perangkat aktif yang digunakan mencapai 3,8 miliar unit.

Tiongkok menjadi Negara dengan jumlah pengguna smartphone terbesar. Negeri panda ini menguasai 27% dari total pengguna smartphone dunia. Dari total pengguna. Dari tahun Populasi pengguna yang aktif/online di dunia sekitar 4,12 miliar pengguna. Dan pada tahun 2022 diprediksi pengguna smartphone mencapai 3,9 miliar pengguna. Pertumbuhan ini akan digerakan oleh region-region yang sedang berkembang, termasuk timur tengah dan afrika, amerika latin dan asia tenggara.

Sebagian besar pengguna smartphone di Indonesia adalah berasal dari kawula muda. Fungsi smartphone sendiri selain sebagai alat komunikasi, juga dapat digunakan sebagai sarana informasi dilihat dari kemampuannya dalam mengakses internet. Salah satu fungsi smartphone lainnya adalah sebagai sarana hiburan, lewat adanya game yang dapat diunduh oleh pengguna. Selain itu terdapat fitur-fitur yang selalu menarik perhatian para para peminatnya, seperti kemampuan membidik kamera dengan baik, atau daya tahan smartohone yang memadai. Dan satu yang menjadi alasan mengapa generasi sekarang begitu menyukai smartphone ialah keberadaan sosial media yang bertujuan sebagai sarana dalam mengaktualisasi, membentuk komunitas online, menjalin hubungan pribadi maupun kelompok, serta keberadaan smartphone dianggap memiliki potensi yang tinggi untuk menjadi media pemasaran. Zaman sekarang lewat smartphone apapun dapat dilakukan dan segala sesuatu yang sulit menjadi mudah didapat. Smartphone juga dapat memperpendek jarak dan membuat kita menjadi mudah berkomunikasi dengan kerabat atau keluarga kita yang jauh, berbeda dengan dulu dimana berkomunikasi harus dengan surat.

Namun ternyata smartphone tidak hanya memiliki sisi yang baik, sebab keberadaan smartphone juga dapat membawa beberapa dampak signifikan yang dapat kita amati dalam sendiri dalam kehidupan sosial. Smartphone mungkin dapat membuat kita seolah-olah merasa dekat dengan orang yang jauh, namun bagaimana dengan orang-orang sekitar kita? Seiring dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman yang semakin cepat, cara berkomunikasi antar individu pun mengalami perubahan. Dari cara berkomunikasi yang awalnya harus bertatap muka dan secara lisan, malah terganti dengan julukan "apa-apa pakai smartphone saja." Jika kita ingin berkomunikasi dengan orang lain, kita tidak perlu harus bertatap muka dengan orang tersebut, melainkan kita bisa menggunakan smartphone kita masing-masing sebagai alat penyampaian pesan kepada teman atau lawan bicara kita. Selain itu, smartphone yang bentuknya praktis dan multifungsi dapat membuat hidup kita menjadi lebih mudah. Oleh karena itu, kita menjadi ketergantungan terhadap smartphone dan kehadiranya seakan menjadi kebutuhan pokok bagi kita sebagai masyarakat modern.

Dalam era ini sering kita temukan fenomena dimana seseorang memainkan smartphone-nya tanpa memperdulikan lingkungan sekitarnya. Fenomena tersebut dapat ditemukan di beberapa tempat seperti tempat makan dimana orang yang menuggu pesanan atau makanan datang pasti lebih memilih menyibukan dirinya dengan smartphone, lalu setelah makanan datang mereka memfoto makanan tersebut untuk di upload ke dalam media sosialnya masing-masing. Sadar atau tidak sadar, fenomena ini telah mewabah dan lama kelamaan akan menjadi ritual wajib bagi para generasi milenial.

Lalu, dikampus saat sedang berkumpul bersama teman-teman, pasti saja ada yang sibuk sendiri dengan smartphone-nya, entah bermain game, streaming youtube atau bermain sosial media lainnya. Di dalam kendaraan umum atau bahkan sepanjang jalan kita bis melihat para remaja yang sibuk sendiri dengan smartphone-nya dan cenderung mengabaikan orang-orang disekitarnya. Berapa tahun lalu, para psikolog sempat memperdebatkan tentang pengaruh menonton TV yang membuat interaksi seseorang dengan orang lain berkurang. Namun sekarang, jika dibandingkan dengan phubbing saat ini, menonton TV menjadi lebih 'ringan' karena ternyata phubbing menyita lebih banyk waktu dari pada menonton TV. Phubbing sendiri adalah sebuah istilah untuk tindakan acuh seseorang didalam sebuah lingkungan, karena lebih focus pada gadget dari pada membangun sebuah percakapan. Dan lama kelamaan kemampuan kita berkomunikasi tatap muka dengan orang lain akan berangsur menghilang jika kita tidak menggunakan smartphone secara bijak.

Oleh karena itu, kita tidak boleh menjadi hamba teknologi, dan terlena hanya karena fitur-fitur menarik juga percakapan-percakapan menyenangkan dalam media sosial. Sempatkan waktu juga untuk bercengkrama dengan orang-orang sekitar. Jadilah generasi milenial yang bijak dalam menggunakan smartphone.

"Be wise using your gadget because happiness is around you!"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun