Akhlak tasawuf menjadi salah satu khazanah intelektual muslim yang kehadirannya semakin dirasakan hingga saat ini. Pembahasan penting yang akan dibahas mengenai akhlak, terutama berakhlak seperti akhlaknya Allah SWT. Akhlaq didefinisikan dalam dua pendekatan, kebahasaan dan peristilahan.
Dari kebahasaan, akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim mashdar (bentuk infinit) dari kata akhlaqo-yukhliqu-ikhlaqon, sesuai dengan wazan tsulatsi mazid af'ala-yuf'ilu-if'alan yang memiliki arti perangai, tabiat, kebiasaan, peradaban yang baik, dan agama.
Namun akar kata akhlak dari akhlaqo kurang tepat, sebab isim Masdar dari kata akhlaqa bukan akhlaq tetapi ikhlaq, maka terdapat perbedaan pendapat secara linguistik kata akhlaq. Ada yang menyebut isim jamid atau isim ghair musytaq, yaitu isim yang tidak memiliki akar kata.
Menurut salah satu ulama, Imam al-Ghazali (1059-1111 M), yang dimana beliau dikenal sebagai hujjatul islam (pembela islam) karena kepiawaiannya dalam membela islam dari penyesatan, mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatandengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Aklak sendiri memiliki lima ciri dari definisinya, yaitu:
a. Akhlaq adalah perbuatan yang tertanam kuat dalam jiwa seseorangg, sehingga telah menjadi kepribadiannya.
b. Perbuatan akhlak adalah perbuata yang dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran.
c. Akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tabpa ada paksaaan atau tekanan dari luar.
d. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main.
e. Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilakukan karena Ikhlas semata-mata karena Allah SWT bukan karena pujian.
Dalam pembahasan akhlaq memiliki lingkup tentang perbuatan-perbuatan manusia, lalu ditetapkan apakah perbuatan tersebut bagian dalm perbuatan yang baik atau perbuatan yang buruk. Disebut juga sebagai upaya mengenal tingkah laku, kemudian memberikan nilai kepada perbuatan tersebut.