Mohon tunggu...
Qori Qonitatuz Zahra
Qori Qonitatuz Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiwa Universitas Airlangga, penulis awam yang punya tugas belajar dan berbuat baik seumur hidup

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadhan Kedua di Pandemi: Harus Sukses!

14 April 2021   23:58 Diperbarui: 15 April 2021   00:34 506
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadhan kedua di pandemi sudah kembali ramai (kompas.com)

Alumni Ramadhan Pandemi

Rasa-rasanya frasa itu pantas mewakili kita, umat Muslim yang masih diberi kesempatan menikmati Ramadhan tahun ini. Sebagai seorang alumni, harusnya kita sudah khatam memahami situasi ber-Ramadhan di tengah pandemi. Seharusnya pula, lulusan puasa pandemi sudah ahli dalam menguasai taktik sukses beribadah di Ramadhan kali ini.

Setahun yang lalu, Ramadhan masih belum senikmat sekarang. Saban hari dihantui kecemasan, berkumpul dengan banyak orang diharamkan, belum lagi kabar duka dan bunyi sirine yang menghiasi indra pendengaran. Padahal ciri khas Ramadhan ya berkumpul: Tarawih, buka bersama, hingga lebaran. Apalagi pembatasan tahun lalu lebih ketat karena grafik corona yang tak pernah melandai. Ibadah sama sekali tak terasa nyaman. 

Syukurnya tahun ini kita telah ditemani vaksin musuh si corona. Akhirnya nuansa Ramadhan kini telah kembali hidup. Bersesak-sesakan untuk tarawih atau sekedar mengantri beli takjil sudah tak menakutkan tahun lalu. Acara buka puasa bersama, setidaknya bersama keluarga, jadi terasa lebih hangat. Tak ada parno berlebih seperti tahun lalu.

Tahun lalu kita masih beradaptasi, wajar bila masih gagal. Saya pun tak berhasil menuntaskan seluruh target Ramadhan yang sudah dituliskan dengan sungguh-sungguh di pikiran. Ibarat masih memanaskan mesin sebelum berkendara, saya masih shock saat pengalaman pertama Ramadhan di pandemi. Karena tahun lalu sudah merasakan kegagalan, maka tahun ini saya bertekad harus sukses.

Jika kemarin target masih tertulis dalam pikiran hampa, entah ingat atau tidak sampai hari ke-30, tahun ini saya tuliskan dengan mantap di secarik kertas. Tak lupa kotak-kotak yang siap diisi centang berjajar rapi di sampingnya. 

Kesungguhan ini tak lain sebagai tanda syukur masih diberi kesempatan Allah menghirup oksigen dengan nyaman saat Ramadhan, setelah "peperangan" yang berhasil menggugurkan sekian juta jiwa selama setahun terakhir. Tak mau gelar kufur nikmat diberikan untuk saya yang telah lolos dari serangan maut, Ramadhan kedua di pandemi harus sukses!

Tak mau gelar kufur nikmat diberikan untuk saya yang telah lolos dari serangan maut, Ramadhan kedua di pandemi harus sukses!

Jadi, mumpung masih bisa merasakan nikmatnya nasi takjil di bulan suci Ramadhan, (eh kenapa bahasnya makanan lagi hehe),mari sukseskan 30 hari ini dengan target ibadah masing-masing. Jangan sampai kesempatan kali ini ditutup dengan kata sesal lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun