Mulanya, kita adalah lokomotif yang sama-sama membawa rangkaian gerbong menuju sebuah pemberhentian. Aku dengan kesendirian, kamu dengan kesendirian. Hari-hari kita lalui dengan petualangan-petualangan yang juga disimpan sendirian. Perjalananku waktu itu hanya rel-rel kosong yang selalu membosankan.
Sampai suatu hari, ternyata gerbong-gerbong meminta kita berhenti pada sebuah stasiun yang sama. Hingga membuat pertemuan kita berulang-ulang dihari selanjutnya. Ya, stasiun memang seringkali menjadi tempat yang menawarkan kebahagiaan, atau menukar kesedihan.
Sejak itu, petualanganku tidak lagi membosankan. Aku selalu bergembira menunggu pemberhentian yang sama denganmu, kemudian bercerita selepas mengantar beban-beban ditepian peron kita. Hari-hari menjadi tidak lagi sendiri, atau petualangan-petualangan menjadi tidak lagi milik sendiri. Kita berbagi
Meski aku tidak pernah bilang; aku gembira, dan kamu juga tidak pernah bilang; aku bahagia. Meski kau takut hari-hari kita hanya lelucon yang kubuat sedemikian rupa. Jauh didalam hati, kita sama-sama tau bahwa ada kesedihan dan kesepian yang tertukar dengan kebahagiaan.
Saat itu, aku bahagia. Sebelum aku benar menyadari bahwa sepasang kereta api tetaplah dua kereta api berbeda. Mereka akan terus berjalan menyendiri, meski beriringan. Meski berhenti pada stasiun yang sama. Sepasang kereta api akan tetap menjadi dua kereta api yang berbeda, tidak akan menyatu.
Ya, saat itu aku betul bahagia. Sebelum aku dipaksa menyadari, bahwa stasiun acap kali menjadi tempat berpamitan, melambaikan tangan dan juga menjeda pertemuan. Bukan hanya tempat yang menawarkan kebahagiaan, atau menukar kesedihan.
Pada akhirnya, kita memang sepasang kereta api. Akan terus beriringan namun tidak akan pernah dipertemukan. Karena selayaknya dua buah kereta api, kita berada pada jalur yang berbeda. Meski pada pemberhentian yang sama..
Tak usah lagi bertanya; bagaimana kita dulu? Sebab kau tak akan pernah mengerti bagaimana susahnya aku mencari pemberhentian lain selain pemberhentian kita dulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H