Pada kuartal pertama 2015 Indonesia mengalami perlambatan ekonomi nasional, hal ini akan berdampak pada sektor potensial yang dilaporkan pengalami penurunan seperti properti, semen dan penjualan ritel jika dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. Pada pasar sahan, IHSG mengalami penurunan ditutup pada angka 5.086 pada perdagangan kamis 30/04 dan tercatat capital-outflow sebesat 7T selama seminggu terakhir. Sedangkan pada pasar uang menurut laporan BI untuk kredit tidak dapat mencapai target yang diharapkan pada kuartal ini. Dengan demikian target pemerintah menetapkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5% akan sulit tercapai. Dalam analisa mikro ekonomi hal ini disebabkan karena kenaikan harga BBM subsidi dan kebijakan yang kurang efektif. Di sisi lain faktor politik Indonesia yang kurang stabil dan perlambatan ekonomi global masih berlangsung sehingga mengurangi minat investor terhadap ekonomi nasional.
Ditambah lagi The Fed (Bank sentral AS) akan menaikan suku bunga acuan yang nantinya mau tidak mau akan diikuti Bank sentral diberbagai negara termasuk Indonesia. Jika Bank Indonesia menaikan BI Rate maka akan smakin memperlambat ekonomi nasional karena berimbas langsung pada sektor rill yang saat ini mengalami perlambatan. Akan tetapi jika BI tidak menaikan suku bunga acuan maka capital-outflow semakin mengancam perekonomian Indonesia.
Jika sepanjang tahun 2015 ekonomi nasional mengalami perlambatan maka akan berdampak pada penurunan pendapatan pajak sehingga menambah beban fiskal pada anggaran belanja negara. Dengan demikian pemerintah harus memangkas anggaran belanja negara untuk mengurangi defisit anggaran.
Pemerintah harus mengantisipasi hal ini dengan kebijakan fiskal dan moneter yang sinergis karena diprediksi perlambatan ekonomi akan terus berjalan menjelang The fed menaikan suku bunga acuan. Yang perlu dilakukan pemerintah adalah membina hubungan yang harmonis dengan sektor politik sehingga perekonomian dapat berjalan sesuai yang ditargetkan dan dapat meyakinkan kepercayaan investor kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H