Pada 06 Januari 2025, tepatnya senin pukul 09.00 WIB, sejumlah masyarakat Dusun Karangrejo, Desa Sukopuro melakukan pemeriksaan kesehatan untuk anak usia dini (balita), lansia serta ibu hamil secara rutin melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Desa Sukopuro, Yang Bertempat dirumah kediaman salah satu ibu-ibu PKK desa setempat. Pemeriksaan dimulai dari inspeksi berat dan tinggi badan bayi, balita, anak usia dini, hingga pengecekan tekanan darah bagi lansia dan ibu hamil, pengecekan ini dilakukan dengan sangat kondusif serta terstruktur, aksesibilitas masyarakat Desa Sukopuro terhadap Posyandu rutinan ini dapat diacungi jempol.
Selain itu, tujuh dari tiga belas mahasiswa 'KKM 98 LenteraPuro' kampus UIN Malang, berkesempatan menjadi sukarelawan untuk membantu berjalanan nya kegiatan Posyandu rutinan di Desa Sukopuro tersebut, juga berkontribusi memberikan edukasi kecil mengenai pencegahan stunting dalam bentuk poster edukatif yang berjudul 'Isi Piringku: Gizi Seimbang' yang mana terdapat pembagian  2/3 makanan pokok dari setengah piring sebagai sumber karbohidrat,  2/3 sayur-sayuran dari setengah piring sebagai sumber serat, 1/3 buah-buahan dari setengah piring sebagai sumber vitamin, dan 1/3  lauk-pauk dari setengah piring sebagai sumber protein.
Poster edukatif ini diberikan kepada anak-anak yang datang ke Posyandu bersama dengan orang tuanya. Tentu saja, kami sangat menyadari bahwa isu stunting begitu penting untuk diadvokasi dan diatasi. Isu ini juga sering kali bersinggungan erat dengan gaya parenting orang tua terhadap anak, yakni asupan makanan bergizi yang diberikan kepada anak.
Kererlibatan mahasiswa bukan hanya membantu berjalannya proses medical check up tetapi kami juga mengajak anak-anak untuk berinteraksi dan bermain di playground yang disediakan. Di momen itu, ada salah satu anak perempuan berusia 3 tahun menghampiri dengan mata berbinar-binar melihat mainan yang berserakan dan ia datang tanpa orang tua nya. Anak itu mengoceh seakan memberi tahu kami bahwa dia sangat bersemangat untuk ikut bermain. Di momen itu juga kami mencoba berinteraksi secara intens dengannya tetapi karna berbicara nya belum jelas sehingga membuat kita tidak mengerti apa yang diinginkan, anak itu menangis dan membuat ibu nya datang menghampiri "Kenapa kak? maaf ya kak ini adek nya belum bisa ngomong, baru bisa mangkil papa mama saja," ujar ibunya. Kejadian ini memberikan gambaran jelas bahwa pemberian gizi seimbang sejak dini sangatlah diperlukan agar tercipta pertumbuhan dan perkembangan sensorik otak pada anak dan praktik komunikasi kohesif antara orang tua dan anak perlu diterapkan secara optimal sehingga perkembangan kognitif anak tidak terhambat.
Permasalahan stunting di Dusun Karangrejo, Desa Sukopuro bisa dibilang lumayan kompleks. Namun, kehadiran 'Posyandu' yang dinaungi oleh Lembaga Kemasyarakatan Desa (LKD) ini bersifat aksesibel bagi kalangan masyarakat. Ini setidaknya membuat masyarakat menyadari pentingnya kondisi kesehatan, baik diri sendiri maupun anak-anak. Sebagai upaya menindaklanjuti, perlu adanya jangkauan yang lebih luas dan edukasi yang lebih strategis, baik melalui Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) atau kegiatan sosialisasi Door to door yang berfokus pada keseimbangan gizi anak.