Mohon tunggu...
qonitalazuarda
qonitalazuarda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Malang

Halo perkenalkan saya mahasiswa psikologi peminatan perkembangan. saya menyukai banyak aktivitas yang berhubungan dengan alam dan sosial.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mahasiswa Universitas Negeri Malang: Psikoedukasi Regulasi Emosi Pada Remaja SMP

24 Desember 2024   20:12 Diperbarui: 24 Desember 2024   20:12 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dau, Kabupaten Malang (16/12/2024). Masa remaja adalah masa yang memberikan banyak perubahan pada individu. Perubahan yang terjadi pada remaja tentunya akan berdampak pada emosi individu. Akan tetapi tidak semua remaja berhasil melewati fase ini. Perkelahian, adiksi internet, menyakiti diri sendiri hingga perilaku penyimpangan lainnya adalah dampak dari ketidakmampuan remaja dalam melakukan regulasi emosi. Regulasi emosi sangat penting bagi individu khususnya remaja karena regulasi emosi dapat membantu remaja mengelola emosinya sehingga remaja dapat mengatasi masalahnya tanpa melakukan perilaku merugikan. 

Dalam rangka membantu remaja melawati fase remajanya dengan baik, pengabdian masyarakat Universitas Negeri Malang menyelenggarakan program psikoedukasi untuk siswa SMP. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman siswa SMP mengenai emosi, regulasi emosi serta teknik teknik melakukan regulasi emosi. 

Kegiatan psikoedukasi ini melibatkan 16 siswa kelas 8 SMP PGRI 01 kec Dau, Kabupaten Malang. Kegiatan ini berjalan lancar dan menyenangkan karena adanya semangat dan antusias dari para siswa. 

Foto Proses Kegiatan PSikoedukasi. Sumber: Dok. Pribadi 
Foto Proses Kegiatan PSikoedukasi. Sumber: Dok. Pribadi 

Psikoedukasi ini memberikan penjelasan mengenai emosi, macam macam emosi, regulasi emosi dan teknik teknik melakukan regulasi emosi. Setelah menjelaskan materi, pengabdi dan siswa bersama sama melakukan pelatihan relaksasi pernafasan menggunakan teknik 4-7-8, yaitu menarik nafas dari hidung selama 4 detik, menahan selama 7 detik lalu menghembuskan dari mulut selama 8 detik. Dengan menggunakan teknik relaksasi pernafasan ini siswa mengaku lebih merasa tenang dan nyaman. 

"Dengan melakukan regulasi emosi kita bisa menjadi lebih nyaman, sejahtera, memiliki kualitas hubungan interpersonal yang baik dan lebih produktif" Ujar Qonita. 

Selain itu, dalam kegiatan ini dilakukan juga sesi tanya jawab. Pada sesi ini siswa aktif bertanya mengenai bagaimana penerapan teknik regulasi pada situasi situasi tertentu dan apa yang harus dilakukan jika teknik tersebut tidak berhasil dilakukan. Dari sesi tanya jawab tersebut terlihat bahwa siswa sudah cukup memahami apa itu regulasi emosi dan cara penerapannya. Keaktifan dan antusias siswa dalam memberikan pertanyaan menciptakan situasi yang semangat dan menyenangkan. "Acaranya seru dan menyenangkan, memberikan banyak ilmu dan menambah wawasan" ujar salah satu siswa.   

Pengukuran keberhasilan pada psikoedukasi ini dilihat melalui perhitungan pretest-posttest dimana terdapat peningkatan yang signifikan terhadap pemahaman dan kemampuan siswa melakukan regulasi emosi sebelum dan sesudah dilakukannya psikoedukasi. Agar kegiatan ini memberikan dampak positif yang berkepanjangan bagi para siswa, diharapkan siswa dapat menerapkan regulasi emosi pada kesehariannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun