Mohon tunggu...
qonita khoirunniswah
qonita khoirunniswah Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Toleransi Beragama yang Tidak Dianggap Penting

28 Maret 2020   06:47 Diperbarui: 28 Maret 2020   06:53 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malang, Jawa Timur (Minggu, 15/03) Katedral Santa Perawan Maria , Jl. Buring No.60, Oro-oro Dowo, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur 65112. Yang menjadi narasumber adalah Romo dari gerja tersebut, yaitu Romo Jemmi.

Seperti yang kita tau Indonesia dibangun atas dasar dari berbagai macam suku, ras, agama, dan berbagai golongan bukan dari suatu kelompok tertentu, sehingga toleransi sudah menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Indonesia juga memiliki sifat welcome terhadap suatu kelompok ataupun pemahaman lain yang masuk ke Indonesia.

Menurutnya, toleransi beragama di Indonesia sangat beragam, di tempat-tempat tertentu memiliki tingkat toleransi yang tinggi sedangkan di tempat lainnya memiliki tingkat toleransi yang rendah.

Tinggi rendahnya toleransi dalam suatu tempat bergantung pada kultur masyarakat yang bersangkutan.

Jika di suatu tempat memiliki tingkat toleransi yang tinggi biasanya masyarakat di sana termasuk masyakat lokal yang memiliki rasa toleransi tinggi. Sedangkan tingkat toleransi rendah dikarenakan telah bercampur dengan pemahaman-pemahaman lain yang masuk ke Indonesia sehingga toleransi yang sudah menjadi ciri khas Indonesia sendiri menjadi luntur.

KBBI sendiri mengartikan bahwa toleransi adalah sifat atau sikap toleran, sedangkan toleran adalah bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dan sebagainya) yang berbeda atau bertentangan dengan pendirian sendiri.

Toleransi beragama berarti sikap menghargai pendirian atau keyakinan agama yang berbeda dengan pendirian atau keyakinan agama diri sendiri. Didalam pembukaan UUD 1945 pasal 29 ayat 2 telah disebutkan bahwa , “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya sendiri-sendiri dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaannya.”

Setiap agama ataupun kelompok pastinya menganjurkan untuk saling bertoleransi , saling menghargai, selalu menginginkan kedamaian. Toleransi adalah sikap yang harus senantiasa diperjuangkan. Dari sifat menghargai sesama manusia itulah yang perlu ditanamkan selalu pada setiap diri manusia, agar selalu terciptanya kedamaian dalam berbangsa.

Sikap toleransi sendiri dapat ditimbulkan dalam diri setiap manusia. Pertama, dengan cara mengenal golongan lain. Karena tanpa mengenal dan tanpa memahami golongan lain seseorang akan sulit untuk memiliki sikap toleransi. Kedua, harus dengan menghargai yang orang lain. Sifat menghargai adalah dasar dari terbentuknya sifat toleransi itu sendiri. Selanjutnya, dengan tidak memaksakan kehendak sendiri terhadap orang lain. Karena setiap orang punya hak atas pilihan atau pendapatnya sendiri. Tidak perlu kita memaksakan kehendak sendiri atas orang lain karena setiap orang punya kendaknya masing-masing.

Sika toleransi antar umat beragama pun memiliki banyak manfaat. Di antaranya adalah meminimalisir terjadinya perpecahan antar umat beragama. Sikap toleransi dapat menjadi solusi untuk mengatasi terjadinya perpecahan antar umat beragama. Toleransi juga akan menimbulkan persatuan agar menuju keberhasilan program-program pembangunan yang direncanakan oleh pemerintahan Indonesia. Serta terciptanya ketentraman dan kedamaian dalam bermasyarakat termasuk manfaat dari bertoleransi.

Kesimpulannya, perlunya kita menganggap penting sikap toleransi itu sendiri. Dengan saling mengenal, saling memahami, saling menghargai antar sesama manusia serta tidak memaksakan kehendak sendiri atas orang lain akan menimbulkan sikap toleransi antar umat beragama. Sikap toleransi antar umat beragama itu sendiri akan meminimalisir terjadinya perpecahan, menimbulkan persatuan antar sesama serta menciptakan ketentraman dan kedamaian dalam bermasyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun