Menyatap sepotong ayam goreng dipadukan dengan sambel berbahan dasar cabai pasti sudah biasa. Tapi sudah pernahkah kalian mencoba menyantap ayam goreng dengan sambel kacang? Iya, sambel berbahan dasar kacang tanah yang umumnya kita temukan di siomay, gado-gado maupun ketoprak. Jika kalian mengira menu ini  inovasi ala-ala milenial, maka kalian salah besar karena menu ayam goreng yang ini nyatanya adalah menu lengendaris Jakarta yang sudah ada sejak tahun 1965. Menu ini bisa kalian temui di RM. Ayam Goreng H. Mardun Martinah.
Tepat minggu lalu, suami saya mengajak saya makan siang di rumah makan tersebut. Lokasinya di Jalan Mangga Besar Raya no. 90A atau sekitar 2 menit berjalan kaki dari stasiun Mangga Besar. Pertama kali memasuki rumah makan, saya langsung disambut oleh pramusaji sembari bertanya "mau pesan berapa?". Pertanyaan tanpa basa basi menanyakan mau mesan menu apa karena memang di Rumah makan itu hanya ada satu menu utama yaitu ayam goreng. Saya dan suami memesan satu ekor ayam, dua piring nasi dan dilengkapi dua potong tahu goreng serta seporsi bihun goreng.
Tidak berselang lama setelah kami duduk, pramusaji datang menyajikan dua piring kecil sambal kacang dan satu tempat kotak berisi kecap manis, sambel merah dan acar cabai rawit. Dengan sigap suami saya meracik sambel kacangnya dengan sedikit kecap dan sambel merah. Suami saya ini memang sudah sering makan disini sejak kecil bersama orangtuanya. Sedangkan saya baru pertama kali diajak kesini. Maklum saya ini pendatang sedangkan suami betawi asli.
Sekitar 5 menit kemudian, semua pesanan kami sudah siap tersaji di meja. Satu ekor ayam goreng yang terdiri dari 4 potong ayam dilengkapi kepala, ceker dan juga ati ampela. Ayam yang digunakan disini ayam kampung jadi ukurannya cenderung kecil. Bersama dengan ayam juga disajikan acar timun dan bawang merah yang masih utuh.
"Wah baru pertama kali liat ayam goreng model gini" ucap saya heran ke suami. Alih-alih berwarna coklat kering selayaknya ayam goreng pada umumnya, ayam goreng disini masih berwarna kuning seperti ayam yang baru di ungkep. Tapi saat saya amati ada sisa minyak yang masih menempel menunjukkan ayamnya digoreng tapi hanya sebentar. Begitu pula dengan tahu gorengnya yang masih berwarna kuning terang. Daging ayamnya gurih dan empuk tidak seperti ayam kampung yang cenderung agak alot. Saya mencoba mencocol ayamnya dengan sambel kacang dan sontak terkejut ternyata perpaduan ayam goreng dan sambel kacang bisa cocok dan seenak ini. Jujur saja awalnya saya agak ragu mencoba ayam goreng yang dicocol sambel kacang. Namun, perpaduan lembutnya ayam goreng dengan gurih manisnya sambel kacang begitu menyatu di dalam mulut.
Saya lahap menikmati ayam goreng yang dicocol ke sambel kacang dengan sesekali diselingi dengan suapan acar timun yang segar dengan citarasa sedikit manis. Tanpa terasa satu ekor ayam pun langsung habis tak tersisa oleh kami berdua. Bahkan suami saya sampai nambah satu porsi nasi, entah karena laper atau memang doyan. Satu ekor ayam goreng dihargai Rp. 130.000 sedangkan untuk ayam per potong sekitar Rp. 30.000.
Ayam goreng H. Mardun Martinah ini wajib masuk ke daftar kuliner Jakarta yang patut kalian coba. Khususnya bagi kalian yang mengaku penikmat ayam goreng. Rasakan sensasi berbeda menikmati sepotong ayam goreng disini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H