Mohon tunggu...
Qonitah Permata Putri
Qonitah Permata Putri Mohon Tunggu... -

Psychology student

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Modify Your Character!

22 November 2015   13:54 Diperbarui: 22 November 2015   13:54 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hari ini adalah awal mula dari perbaikan karakter. Yah, setelah sekian lama menggeluti dunia motivasi dan psikologi, hari inilah awal dari praktek teori dalam kehidupan sehari-hari. Semua orang memiliki sisi yang berbeda-beda baik dari segi kognitif, kebiasaan, sifat, dan karakter. Namun, dalam dunia psikologi, ilmu yang mempelajari tentang proses mental dan tingkah laku manusia, sifat dan karakter adalah sesuatu yang bisa dimodifikasi keberadaannya. Baik untuk menjadi sesuatu yang positif ataupun kebalikannya. Terkadang, seorang manusia tanpa sadar memodifikasi dirinya menjadi sesuatu yang dianggap kebanyakan orang negatif. Itu berawal dari kognitif yang berasal dari otak yang memerintahkan untuk melakukan suatu hal yang mengawali kebiasaan manusia.

                Pemikiran itu yang akan digunakan selanjutnya sebagai dasar dari modifikasi tindakan manusia menjadi apa yang diinginkan. Memang, kognitif harus dilengkapi dengan tingkah laku yang berfungsi sebagai “penggerak” atau “action” dari hasil tuangan otak, sehingga ikhtiar atau usaha sangatlah dibutuhkan. Sebagian besar orang di dunia mampu menghadapi berbagai tantangannya dengan cukup baik. Sebagai orang yang hidup di dunia, setiap orang pasti mengalami stres dan berbagai masalah yang sulit dari waktu ke waktu. Tetapi sebagian besar dari mereka mampu beradaptasi mengatasi masalahnya, dan kadang justru lebih sukses karenanya.

                Semua inin berkenaan sekali dengan ilmu yang sekarang akan saya pelajari dalam hari-hari ke depan. Divisi Psikologi Klinis dari American Psychological  Association (APA) memperjelas makna batasan di atas: Bidang psikologi klinis mengintegrasikan  ilmu pengetahuan, teori, praktik untuk memahami, memprediksi, dan mengurangi maladjustment, disabilitas dan ketidaknyamanan dan memperbaiki adaptasi, penyesuaian, dan perkembangan pribadi manusia. Psikologi klinis difokuskan pada aspek intelektual, emosional, biologis, psikologis, dan sosial, dan perilaku dari fungsi manusia seumur hidupnya, di berbagai macam budaya, dan di semua tingkat sosial-ekonomi.

                Kebetulan sekali kuliah pagi ini, yang harusnya jam 09.50, diliburkan. Perkuliahan tentang cara mengetahui emosi dan intelektual manusia melalui gambar. Biasa disebut Tes Grafis. Segera kulepas pikiranku tentang perkuliahan dan kembali melanjutkan rencana modifikasi terhadap otak dan tingkah lakuku. Psikologi tidak pernah terlepas dari dua kata kunci penting, yaitu stres dan coping. Dua kata itu menjembatani aspek fisiologis dan lingkungan dari kehidupan. Istilah ini ada hubungannya dengan disrupsi terhadap homeostasis atau keseimbangan sistem. 

Stres adalah tuntutan atau overtax terhadap sistem, yang menghasilkan ketegangan, kecemasan, dan kebutuhan energi, usaha fisiologis, dan usaha psikologi ekstra. Sedangkan coping adalah cara sistem mengatasi masalah-masalah semacam itu dan usaha-usaha untuk mengatasi stres. Stimulus lingkungan, baik fisik, psikologis, atau sosial, yang meyebabkan stres atau penegangan dalam sistem sering disebut stresor. Baik binatang maupun hewan harus menghadapi berbagai macam bahaya selama bertahun-tahun evolusi. Persepsi mengena ancaman atau bahaya memunculkan reaksi primitif “fight or flight” (melawan atau menghindar). Sebagai contoh, seorang remaja yang sedang berjalan kemudian dari arah berlawanan seseorang berlari kencang dan kemudian menabrak badannya hingga ia terjatuh. Langsung ia kepalkan tangan dan berteriak pada orang yang menabraknya. Pada saat itu, ia akan mengalami perubahan badaniah. Jantungnya berdegup lebih kencang, adrenalinnya mengalir deras melewati sistem aliran darah, dan pencernaannya mengalami perubahan. Jika orang yang menabraknya sudah berlari jauh dan menghilang, maka sang remaja akan berusaha menenangkan diri dengan bercerita pada orang tuanya atau temannya. Cara mengatasi stres disebut coping. Coping dikaitkan dengan konsep defense mechanism Freud. Defense mechanism adalah metode tak sadar yang digunakan orang untuk menghadapi distres (stres negatif) dan kecemasan, misalnya dalam bentuk represi (berusaha keras untuk melupakan) atau displacement (mengalihkan amarah pada orang lain, misalnya anak yang marah kepada orang tuanya ia memukul kakak atau adiknya).

Modify your behavior to be better and never give up! J

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun