Mohon tunggu...
Qonitah Permata Putri
Qonitah Permata Putri Mohon Tunggu... -

Psychology student of UIN MALIKI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Etika dan dan Kode Etik Psikolog

11 Mei 2014   15:32 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:37 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hai selamat pagi pembaca sekalian! :)

Aku mau sharing buat yang mau jadi psikolog, nih ada kode etik yang harus kalian punya saat praktik nanti.

Etika itu apa sih? Etika itu masalah perilaku manusia dipandang dari baik dan buruknya. Dalam terapan di psikologi menyangkut banyak hal mulai dari kaidah-kaidah ilmu itu sendiri, etika terhadap alat-alat pemeriksaan, etika terhadap orang lain yang berposisi sebagai klien, etika terhadap penggunaan teknik terapi dan psikodiagnostika, etika pembuatan laporan serta kerahasiaanya.

Karena adanya etika, maka muncullah kode etik yaitu tata cara yang seharusnya diikuti psikolog dalam melaksanakan tugas profesionalnya. Situasinya tidak selalu mudah, misalnya membeberkan kepribadian kepribadian seseorang dengan menggunakan pemikiran-pemikiran maupun alat-alat tes psikodiagnostik di media massa atau alat publikasi lainnya. Dalam psikologi klinis masalah yang sangat umum biasanya kasus orang-orang yang tergolong abnormal atau subnormal. Hal ini menimbulkan malu dan rasa tak berharga bagi yang bersangkutan.

Yah, tentunya sebagai psikolog yang baik kita harus bisa menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan klien. Hal ini tercantum dalam prinsip kode etik menurut American Psychological Assosiation (APA) dalam prinsip 5 yaitu mengenai konfidensialitas. Perlindungan atas informasi mengenai seseorang yang telah didapat psikolog dari proses mengajar, praktik, ata investigasi merupakan kewajiban utama psikolog. Informasi semacam itu tidak dikomunikasikan kepada orang lain, jika memang tidak penting.

Kemudian tidak boleh mempergunakan ilmunya untuk hal-hal yang selain keperluan klien. Hal ini ada di prinsip 1 APA yaitu mengenai tanggung jawab. Isinya adalah diutarakan bahwa dalam komitmennya terhadap pemahaman atas perilaku manusia, psikolog menghargai obyektivitas dan integritas, dan dalam menyediakan pelayanannya mereka memelihara standar profesi yang tertinggi. Mereka menerima tanggung jawab untuk konsekuensi pekerjaannya dan membuat setia usahanya menjamin bahwa pelayanan mereka digunakan sesuai keperluannya.

Dan masih ada berpuluh-puluh peraturan yang dimiliki seorang psikolog, tidak hanya dari APA tapi juga ada peraturan dari Himpsi (Kode Etik Psikologi Indonesia). Di dalam himpsi dijabarkan tidak hanya prinsip seorang psikolog tapi juga pengertian psikolog sendiri dan norma-normanya. Disebutkan juga peraturan saat kita memberikan pendelegasian pekerjaan kepada orang lain. Ada juga bagaimana sikap profesionalitas kita sebagai psikolog yang diatur pada pasal 13. Di antaranya tidak boleh mengutamakan keberpihakan dalam kepentingan pemakai layanan psikolog serta pihak-pihak yang terkait dalam pemberian layanan tersebut.

Ada juga tanggung jawab, wewenang, dan hak sebagai seorang psikolog pada pasal 58. Ayat 2 misalnya, "Psikolog forensik memiliki wewenang memberikan laporan tertulis atau lisan mengenai hasil penemuan forensik, atau membuat pernyataan karakter psikolog seseorang, hanya sesudah ia melakukan pemeriksaan terhadap pribadi yang bersangkutan sesuai standar prosedur pemeriksaan psikologi untuk mendukung pernyataan atau kesimpulannya. Bila tidak dilakukan pemeriksaan menyeluruh karena keadaan tidak memungkinkan, Psikolog menjelaskan keterbatasan yang ada, serta melakukan langkah-langkah untuk membatasi implikasi dari kesimpulan atau rekomendasi yang dibuatnya.

Inilah beberapa aturan yang saya cuplik semoga dapat bermanfaat .. Masih banyak peraturan yang ada dalam APA dan Himpsi.. :)

Sekian.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun