Mohon tunggu...
qonita fira
qonita fira Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar

한국 드라마와 음악 애호가.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Stunting Berbahayakah untuk Generasi Muda Sekarang?

9 Juli 2024   12:00 Diperbarui: 9 Juli 2024   12:07 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: KemenKes

Stunting adalah kondisi dimana anak mengalami pertumbuhan yang terhambat, sehingga tinggi badannya lebih rendah dari standar usia yang seharusnya. Stunting umumnya disebabkan oleh malnutrisi kronis dan infeksi berulang dalam periode 1.000 hari pertama kehidupan, dari kehamilan hingga anak beusia 2 tahun.  Dampanya bukan hanya pada fisik saja tapi juga kognitif, perkembangan motorik, dan kesehatan secara keseluruhan. Anak yang mengalami stunting lebih cenderung punya risiko tinggi terhadap penyakit kronis dimasa dewasa seperti diabetes dan penyakit jantung.

Perguruan tinggi di jaman sekarang banyak yang menyelenggarakan perkuliahan menjuru pada pemahaman tentang kesehatan dan gizi, banyak kampus membuka prodi Kedokteran, Gizi dan kesehatan masyarakat. Agar sumber daya manusia bisa diberdayakan dengan baik perlu ada kontribusi dari orang ahli yang mempelajari bidangnya secara mendalam. Salah satunya dengan menempuh dijalan pendidikan kesehatan. Dalam hal ini, Mahasiswa dan kampus memiliki peran untuk mengatasi dan mengurangi permasalahan mengenai stunting dengan beberapa cara 

1. Edukasi dan penyuluhan gizi 

Mahasiswa dari jurusan kesehatan masyarakat, kedokteran, dan gizi bisa menyelenggarakan seminar, lokakarya, dan juga  penyuluhan di komunitas sekitar kampus. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya gizi yang baik selama masa kehamilan dan awal kehidupan anak.

2. Penelitian dan pengembangan

Kampus bisa menjadi pusat penelitian mengenai stunting. Mahasiswa bisa berpartisipasi dalam proyek penelitian yang mengkaji faktor-faktor penyebab stunting dan mengembangkan intervensi yang efektif. Hasil penelitian ini bisa menjadi dasar untuk pembuatan kebijakan kesehatan yang lebih baik.
3. Program pengabdian masyarakat 

Melalui program pengabdian masyarakat seperti KKN (Kuliah Kerja Nyata), mahasiswa bisa langsung terjun ke lapangan untuk memberikan edukasi gizi, pemeriksaan kesehatan, dan distribusi makanan bergizi kepada ibu hamil dan anak-anak di daerah rawan stunting.

4. Kerjasama dengan lembaga kesehatan

Kampus dapat bekerja sama dengan Puskesmas, Dinas Kesehatan, dan NGO (Non-Governmental Organization) untuk memperluas jangkauan program penanggulangan stunting. Kerjasama ini bisa berupa pelatihan bagi kader kesehatan, pemberian suplementasi gizi, dan program pemantauan tumbuh kembang anak.
5. Kampanye dan advokasi

Mahasiswa dapat menggerakkan kampanye di media sosial (bisa berupa edukasi melalui postingan kreatif dan menarik) dan lingkungan kampus untuk meningkatkan kesadaran tentang stunting. Kampanye ini bisa mencakup informasi tentang pentingnya ASI eksklusif, imunisasi, dan pola makan sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun