Mohon tunggu...
Qomaruddin
Qomaruddin Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Menulis kata, merangkai aksi, dan menumbuhkan harapan untuk dunia yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Antara Jeda dan Gema

12 Desember 2024   13:28 Diperbarui: 12 Desember 2024   15:50 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Freepik.com/wirestock)

Jeda ini,
Seperti ruang kosong di layar laptop yang menatapmu balik
Kata-kata seolah tak mau jatuh
Seperti embun yang lupa caranya mendingin

Udara dingin berbisik menyapa
Mengapa kau terhenti?
apakah karena kata-kata telah habis?

Bukan,
Tapi seolah dunia memintaku
untuk menatapnya sejenak lebih dalam

Gerimis pun gemericik menyapa
Jangan terpaku pada produktifitas
Bukankan kata-kata mulai terlalu bising untuk hatimu yang lelah?
Bukankah menciptakan juga berarti menerima kekosongan?
bukankah diam pun bagian dari langkah?

Udara kembali berbisik
Lihatlah, di sudut itu ada kau yang menunggu
Lebih besar, Lebih berani
Ia bukan orang lain
Ia adalah kamu, yang bangkit dari api kecil
yang tak pernah padam, meski redup

Saatnya,
Biarkan jemarimu mengetuk pintu ide
Tak perlu buru-buru
Tulis
Tulis, dan dunia akan kembali mendengarmu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun