Hujan semalam menyulam tanah,
Membasuh debu, menyapa dedaunan lelah.
Pagi berdenting, embun menari,
Seperti dunia telah lunas dari janji.
Namun di sudut yang jauh dari sini,
Tanah retak, gentong kosong berdiri.
Di sana, hujan bukan perayaan,
Hanya berita di pinggir angan.
Cangkul tak berguna di ladang kering,
Meski langit terjun dengan air bening.
Kemana perginya sungai yang hilang?
Dibendung beton, diserak oleh tangan.
Wahai pagi, bawa kabarmu ke sana,
Bilang hujan turun, tapi tak adil di dunia fana.
Mungkin waktu tak peduli suara,
Atau manusia yang lupa pada sesama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H