Mohon tunggu...
Qomaruddin
Qomaruddin Mohon Tunggu... Penulis Lepas

Menulis kata, merangkai aksi, dan menumbuhkan harapan untuk dunia yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kenanganku Rapuh dan Terurai

5 November 2024   22:07 Diperbarui: 18 Desember 2024   21:16 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber:freepik.com/r3dmax)

Dalam lengang malam yang tak menentu,
kulihat kenangan perlahan terurai,
seperti kabut tipis yang enggan menghilang,
meninggalkan jejak samar di batas mimpi.

Ada indah yang mulai memudar,
perlahan terseret waktu yang dingin,
dan aku pun terbata menahan erat,
saat bayangmu melayang pergi, tak kembali.

Hati ini bertanya dalam kebimbangan,
haruskah kusimpan sisa-sisa yang pudar?
Ataukah kulepas bersama malam,
membiarkannya hilang, menyatu dengan gelap?

Namun, di setiap hening, ada percik harapan,
bahwa kenangan meski rapuh, takkan sepenuhnya hilang,
ia tersimpan lembut di sudut hati,
seperti bintang kecil di langit malam yang sepi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun