Mohon tunggu...
Qomaruddin
Qomaruddin Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Menulis kata, merangkai aksi, dan menumbuhkan harapan untuk dunia yang lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dalam Mendung Keputusasaan

5 Desember 2023   13:20 Diperbarui: 3 Januari 2025   11:49 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Mendung tengah hari,
Kelam dan sesunyi Telaga Sunyi Baturraden,
Membayang di permukaan telaga, awan hitam merayap,
Mimpi-mimpi terbungkus dalam lapisan mendung,
Parau udara menggema, menyuarakan kehampaan.

Langit terasa berat, seperti beban tak terucap,
Mimpi-mimpi temaram, putus asa merajai,
Jauh di Air Terjun Cipendok, air deras mencerminkan kesedihan,
Dinginnya udara menusuk hingga ke relung jiwa.

Di sini, di setapak Bukit Cendana, langkah terhenti dalam keheningan,
Seakan waktu berhenti di lorong rel kereta di Kebasen, gelap,
Sayup terdengar langkah-langkah putus asa,
Di Jembatan Merah Sungai Serayu, harapanku terjatuh tak berdaya.

Tidur pun tak lagi tawarkan pelukan damai,
Hanya kesunyian yang menggerus, tiada arti,
Mendung tengah hari, bayang suram semakin menggila,
Rasa putus asa mengalir, seperti air yang tak terhenti.

Namun, dalam suramnya itu, mungkin ada titik terang,
Sebuah cahaya kecil di Telaga Sunyi Baturraden yang tersembunyi,
Atau di balik Air Terjun Cipendok, harapan bisa mengalir seperti air,
Atau di tengah setapak Bukit Cendana, mungkin langkah baru sedang menanti.

Di lorong rel kereta di Kebasen, mungkin ada perubahan arah,
Dan di Jembatan Merah Sungai Serayu, mungkin ada jalan yang terbentang,
Dalam mendung putus asa, semesta menyaksikan,
Di balik setiap lapisan mendung, ada kisah kehidupan yang tak terduga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun