Mohon tunggu...
Qomark Kamaruddin
Qomark Kamaruddin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Dunia sementara akhirat selamanya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Katering Indonesia

15 Oktober 2024   08:04 Diperbarui: 15 Oktober 2024   08:10 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandangan tentang konsep rasionalitas memiliki konsekuensi terhadap perilaku manusia dalam melakukan tindakan ekonomi dan tujuan-tujuan hidupnya. Rasionalitas ekonomi yang dibangun oleh konsepsi homo economicus sebagaimana dikembangkan dalam ekonomi kapitalis dan sosialis berbeda dengan rasionalitas ekonomi yang dibangun oleh konsepsi homo islamicus sebagaimana dikembangkan dalam ekonomi islam.

Dalam kapitalisme, homo economicus telah diposisikan sebagai entitas ekonomi yang mengokohkan individualitas dan eksploitasi apa saja yang dianggap penting dari motif-motif dasar manusia, hasrat dan self-interest, dan untuk dapat memproduksi standar kehidupan yang lebih tinggi. 

Homo economicus merepresentasikan manusia rasional yang diformalkan dalam modelmodel ekomomi tertentu yang mengaktualisasikan pemuasan self-interest sebagai cara untuk meraih tujuan-tujuan ekonomi. Adapun dalam komunisme, homo economicus digambarkan sebagai hubungan antara kondisi material dan kehidupan manusia yang esensial, yakni bahwa bukan kesadaran manusia yang menentukan keberadaannya, akan tetapi sebaliknya keberadaan sosial itulah yang menentukan kesadarannya. 

Banyak ekonom muslim yang tidak puas dengan konsep homo economicus sebagai modal dasar perilaku ekonomi manusia. Karena itulah, ekonom muslim pun menggantinya dengan konsepi homo islamicus sebagai model dasar perilaku ekonomi yang sesuai dengan fitrah hakiki manusia. Istilah homo islamicus mengacu kepada perilaku individu yang dibimbing oleh nilainilai Islam. 

Rasonalitas yang dibangun oleh konsepsi homo islamicus berpandangan bahwasegenap tindakan ekonomi tidak hanya menuruti hasrat-hasrat alamiah manusia tetapi harus didasarkan kepada kebenaran dan kebajikan. Jalan untuk mencapai rasionalitas ini tidak lain adalah mensubordinatkan motif, pikiran, orientasi, kehendak dan perilau ekonomi kepada aturan dan moralitas yang ditentukan oleh syariat Islam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun