Pandangan tentang konsep rasionalitas memiliki konsekuensi terhadap perilaku manusia dalam melakukan tindakan ekonomi dan tujuan-tujuan hidupnya. Rasionalitas ekonomi yang dibangun oleh konsepsi homo economicus sebagaimana dikembangkan dalam ekonomi kapitalis dan sosialis berbeda dengan rasionalitas ekonomi yang dibangun oleh konsepsi homo islamicus sebagaimana dikembangkan dalam ekonomi islam.
Dalam kapitalisme, homo economicus telah diposisikan sebagai entitas ekonomi yang mengokohkan individualitas dan eksploitasi apa saja yang dianggap penting dari motif-motif dasar manusia, hasrat dan self-interest, dan untuk dapat memproduksi standar kehidupan yang lebih tinggi.Â
Homo economicus merepresentasikan manusia rasional yang diformalkan dalam modelmodel ekomomi tertentu yang mengaktualisasikan pemuasan self-interest sebagai cara untuk meraih tujuan-tujuan ekonomi. Adapun dalam komunisme, homo economicus digambarkan sebagai hubungan antara kondisi material dan kehidupan manusia yang esensial, yakni bahwa bukan kesadaran manusia yang menentukan keberadaannya, akan tetapi sebaliknya keberadaan sosial itulah yang menentukan kesadarannya.Â
Banyak ekonom muslim yang tidak puas dengan konsep homo economicus sebagai modal dasar perilaku ekonomi manusia. Karena itulah, ekonom muslim pun menggantinya dengan konsepi homo islamicus sebagai model dasar perilaku ekonomi yang sesuai dengan fitrah hakiki manusia. Istilah homo islamicus mengacu kepada perilaku individu yang dibimbing oleh nilainilai Islam.Â
Rasonalitas yang dibangun oleh konsepsi homo islamicus berpandangan bahwasegenap tindakan ekonomi tidak hanya menuruti hasrat-hasrat alamiah manusia tetapi harus didasarkan kepada kebenaran dan kebajikan. Jalan untuk mencapai rasionalitas ini tidak lain adalah mensubordinatkan motif, pikiran, orientasi, kehendak dan perilau ekonomi kepada aturan dan moralitas yang ditentukan oleh syariat Islam.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI