Kemudian untuk pak Hasan beliau lebih sering menggunakan metode langsung jadi menerangkan di papan tulis dengan menggunakan media buku paket dan LKS, pada pelaksanaan pembelajaran Pak Hasan memulai mufrodat terlebih dahulu kemudian mengulas materi yang kemarin dilanjutkan dengan bab dan mufrodat yang baru kemudian mengartikan Bahasa Arab yang berada di buku panduan.Â
Untuk yang kelas tinggi pembahasan pendalaman bahasa arabnya dimulai dari fi'il madhi kemudian fi'il mudhori' dan huruf mudhoro'ahnya, kemudian pada pembelajaran offline atau tatap muka berbeda dengan pembelajaran PJJ atau online, beliau menggunakan media handphone untuk menerangkan materinya melalui penayangan video. Untuk pengevaluasian ke siswa pada saat PJJ atau online adalah dengan media hp yaitu google form dan saat tatap muka evaluasi menggunakan latihan soal, ulangan harian dan UTS ujian tengah semester.
Selain Pak Afif dan Pak Hasan Ustadzah Eva memiliki cara dan metode sendiri untuk mengajarkan bahasa Arab kepada siswanya yaitu bernyanyi sambil menghafalkan mufrodat, jadi saat beliau mengajar beliau menerangkan terlebih dahulu kemudian mempraktekkan bernyanyi sambil menghafal mufrodat. Ustad Eva merupakan guru bantu bahasa Arab kelas 5 jadi selama Pak Hasan belum bisa mengajar akhirnya beliau yang menggantikan, di dalam kelas beliau dan anak-anak sangat aktif sehingga menimbulkan suasana belajar yang menyenangkan bagi anak-anak.Â
"Anak anak yang penting familiar dengan mufrodatnya atau kosakatanya dan anak-anak yang mempunyai seni mendengar yang baik, dengan belajar bersama-sama melalui metode bernyanyi maka anak-anak akan lebih paham dan akan lebih mudah menghafal kosakatanya, intinya yang penting anak anak senang dulu metode yang kita ajarkan" Ujar Eva.
Selain itu Ustadzah Eva juga sering memberikan motivasi kepada siswanya agar rajin belajar bahasa Arab karena bahasa Arab adalah bahasa alquran bahasa surga dan bahasa akhirat, " Jika ingin ke Mekkah semuanya menggunakan bahasa Arab meskipun disana banyak yang mengetahui bahasa kita, tapi kita harus mempunyai bekalnya dan paling setidaknya anak-anak mempunyai bekal ke bahasa arab-an secara dasar sekali meskipun hanya kosakata kemudian struktur kalimat kebahasaannya yang sederhana dan itu bekal untuk anak ketika ingin melanjutkan ke pondok, udah tahu sedikit demi sedikit dan di pondok tinggal meneruskan bahasa arabnya saja" Ujar Eva.
Jadi Ketiga guru tersebut dan lainnya selalu mengevaluasi, berdiskusi, musyawarah, rapat tentang apa yang kurang tepat dan yang paling tepat untuk pembelajaran kepada para siswanya supaya siswanya merasa senang dan tidak tertekan terhadap mata pelajarannya terutama mata pelajaran bahasa Arab.
Selain itu ketiga guru tersebut memiliki caranya masing-masing, mereka hanya ingin memberikan yang terbaik kepada para siswanya, dan mereka memiliki keunikan tersendiri dalam menerangkan pembelajarannya. Satu hal  tujuan mereka ingin kan kepada para siswa yaitu menjadikan siswa prestasi baik di akademiknya maupun non-akademik, serta memberikan bekal dunia dan akhirat dan menjadi amal jariyah bagi para guru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H