Mohon tunggu...
Donald Qomaidiansyah Tungkagi
Donald Qomaidiansyah Tungkagi Mohon Tunggu... -

Orang yang sedang belajar mengukir kata. Harapannya sih semoga dapat bermanfaat untuk orang banyak.// www.qomaidiansyah.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Idealisme Mahasiswa Runtuh di Tahun Ajaran Baru

15 Maret 2012   07:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:01 351
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam sebuah perkuliahan seorang Dosen yang dikena Idealis pernah bertanya.

Kalau BBM naik, Mahasiswa turun ke jalan untuk menolak.

Kalau Harga sembako naik, Mahasiswa turun ke jalan untuk menolak.

Kalau SPP naik, Mahasiswa turun ke jalan untuk menolak.

Tapi kalau jatah bagi hasil yang berasal dari uang adik-adik Mahasiswa Baru naik, siapa yang turun?

(Mahasiswa lama diam seribu bahasa. Mereka hanya tertunduk dan saling pandang satu sama lain)

“Tahun kemarin juga gini. Kami hanya melanjutkan apa yang di tinggalkan oleh senior kita” ceplos seorang mahasiswa disitu.

“Kalian ini aneh, kalau pejabat memeras uang Rakyat, kalian menentangnya, sembari mengatakan itu suara rakyat. Tapi ketika kalian diposisi yang sama, memeras uang calon mahasiswa baru, idealis kalian luntur karena kepentingan” hardik dosen itu.

Terkadang Idealis yang sangat diagung-agungkan Mahasiswa tidak cukup hanya karena sadar saja, melainkan butuh komitmen untuk menjalankannya. Mahasiswa yang berkewajiban sebagai agent of countrol memang mudah mengontrol penguasa. Mudah, karena tidak diposisi mereka. Kalau sudah diposisi seperti itu, belum tentu mampu mempertahankan Idealisme tadi.

Sebagai contoh setiap penerimaan Mahasiswa baru. hampir disemua kampus di Indonesia, pasti mempunyai kebijakan yang baru pula. Kebijakan disetiap kampus memang berbeda-beda. Tergantung visi, misi, dan kepentingan yang diusung lembaganya. Namun ada satu kebijakan oleh setiap kampus di Indonesia yang anehnya justru kompak. Yakni kebijakan menaikkan biaya masuk kampus. Kebijakan menaikkan biaya kampus ini tentunya di balut dengan format yang cukup menarik. Diembel-embeli kata “demi memaksimalkan pelayanan kampus”. Padahal intinya ya, kenaikan.

Ironisnya lagi, ini justru jarang disadari oleh Mahasiswa lama. Bahkan untuk mereka yang idealis tadinya. Biasanya mahasiswa kritis seperti ini menduduki jabatan strategis di kampus. Kebanyakan mereka sebenarnya sadar akan kenaikan tersebut. Namun, karena posisi strategis mereka yang memungkinkkan mendapat jatah. Ya, membuat mereka bungkam seribu bahasa.

Parahnya, ditengah kampus menaikkan biaya perkuliahan. Organ-organ intra mahasiswa, dimana diduduki oleh orang-orang yang idealis tadi justru ikut menaikkan biaya masuk ke organ-organ mereka. Mereka justru penyumbang kesengsaraan pada orang tua calon mahasiswa baru yang tergolong kurang mampu. Mereka baluti aksi mereka itu sembari berkata, ini uang kaos, uang stiker, uang slayer, uang yang lainnya. Sudah menjadi rahasia umum, fenomena tahun ajaran baru merupakan ladang basah bagi mahasiswa lama. Tanpa disadari setiap tahunnya Idealisme mahasiswa lama runtuh, yang mereka gadaikan pada kepentingan semu.

Bisa dipastikan, mereka inilah yang ketika jatih pejabat nanti bermental pemeras. Idealis jika tidak mendapat jatah, dan apatis ketika berkuasa. Selama tahun ajaran baru para calon koruptor baru. (***)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun