Mohon tunggu...
Donald Qomaidiansyah Tungkagi
Donald Qomaidiansyah Tungkagi Mohon Tunggu... -

Orang yang sedang belajar mengukir kata. Harapannya sih semoga dapat bermanfaat untuk orang banyak.// www.qomaidiansyah.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Hanya Numpang Eksis

12 Maret 2012   14:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:10 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Coretan ini, untuk mereka yang mengenal sesosok manusia ganteng berbaju koko putih serasi dengan warna pecinya, sembari berpose dengan sang penguasa kota yang terpampang dalam baliho yang berukuran cukup besar. Eits, tak ketinggalan amplopnya ikut ke foto.sudah di pajang hampir disetiap sudut kotamobagu. Dipastikan pemandangan itu akan terus eksis sampai 2013 nanti.

Sebelum membaca lebih lanjut. Tulisan ini hanya tulisan jawaban. Saya tegaskan, tulisan ini sengaja dihadirkan sebagai bentuk refleksi diri saya pribadi dan juga sebagai bentuk otokritik diri. Tidak pernah ada niat untuk menyinggung siapapun juga. Dan bukan pula karena saya marah. Ini murni keinginan saya. Menjawab dengan tulisan, saya kira lebih efektif dan efisien, karena tidak perlu capek untuk kesana kemari.

Saya bukanlah apa-apa dan juga bukan siapa-siapa. Sampai saat ini dengan segalah kerendahan hati,saya masih sesosok manusia yang sengaja ada, namun belum bisa memberikan sumbangsi berarti untuk daerahnya. Jadi tidak ada niat untuk menjadi seperti apapun yang berbau negatif, yang sempat terlintas di benak Anda pembaca. Dengan adanya foto itu seharusnya tidak menjadi masalah. Namun, anehnya diluar dugaan ini justru menjadi sesuatu yang heboh, terutama untuk para sahabat dekat saya, maupun para kenalan saya. Dengan alasan itulah, saya merasa mempunyai kewajiban untuk menjelaskan, seluk beluk kejadian tersebut. Maaf don aka oyu'on mokokuyang in gina.

Ketika disentil masalah itu, saya sih hanya membalasnya dengan nyengir saja. Cuek. Masa Bodoh. Tidak peduli. Apatis. Menjawab sambil berlalu. Atau apalah, toh bagi saya itu hanya sebuah foto.Tapi lama-lama jadi risih juga.Meskipun hati sedikit dongkol. Demi megurangi rasa risih saya pun hanya menjawab singkat.“Ndak ada apa-apa, Cuma numpang eksis”. Hehehehe.

Kayaknya kalau dijawab sedetail mungkin hanya akan menghabiskan waktu saja. Untuk Sahabat-sahabat saya yang masih penasaran, tulisan ini akan menceritakan kronologis foto itu. Wabil khusus untuk mereka teman sejawat seperjuangan, teman diskusi, yang sempat terbesit keraguan karena belum juga mendapat jawaban dari saya. Santai bro.

Sebelumnya saya mendapat kabar dari salah satu teman, bahwa di baliho salah satu bakal calon walikota kotamobagu 2013 mendatang, yang berukuran cukup besar, terpampang jelas foto saya. Sempat terkaget juga. Pasalnya, ini justru jadi senjata yang cukup ampuh buat sahabat-sahabat saya untuk menyerang saya. Ya, serangan dalam bentuk sentilan, sindiran halus, ejekan, bahkan topik paling hangat sebagai guyonan. Maklumlah, namanya juga Mahasiswa anti politik praktis, jadi foto sedikit saja dengan politisi lansung dikira ada apa-apanya. Pameonya kan mahasiswa anti politisi, jadi tidak heran justru jadi oposisi. Tidak mengherankan ketika ada yang melenceng sedikit saja bisa dikira “koprol” (istilah halus menjilat).

Saya tidak akan marah dengan adanya foto itu. Lagian saya tidak berwenang untuk itu. Kejadian di foto tersebut pada bulan puasa tahun 2011 kemarin. Tepatnya tanggal berapa saya sudah lupa. Namun, seumur-umur itu kali pertama saya bertatap muka dan berjabat tangan dengan penguasa satu-satunya Kotamadya di Bolaang Mongondow Raya ini. Sengaja tidak menyebut nama, karena orientasi tulisan ini bukan untuk mereka, melainkan untuk saya pribadi dan jawaban untuk mereka yang bertanya mengenai foto tersebut.

Jelas dalam baliho tersebut tercantum sebagai acara amal dari pemiliknya. Sebagai salah satu media kampanye tentunya. Namanya juga baliho. Namun yang harus teman-teman garis bawahi, posisi saya disaat menerima santunan (uang di dalam amplop) tersebut, adalah sebagai perwakilan Pengasuh Pondok Pesantren dan Panti Asuhan Yayasan Anna Elfira Pontodon. Kebetulan pada saat itu kami mendapat undangan dari pihak panitia untuk menghadiri acara buka puasa bersama yang diselenggarakan. Namanya juga acara amal di bulan Ramadhan, jadi tidak hanya kami melainkan ada juga beberapa pengasuh dari yayasan dan panti asuhan lain. Pada saat itu saya membawa serta adik-adik saya sekitar 15 orang anak panti untuk menerima dana santunan tersebut. Dan sudah menjadi kewajiban saya sebagai perwakilan untuk menerima santunan itu. Selain saya, di foto tersebut juga terlihat jelas ada pengasuh dari Panti Asuhan Pononiungan Kopandakan, Pensantren Arrahman Mongkonai, danperwakilan Kaum Duafa.

Saya kira, penjelasan itu sementara cukup untuk menjawab pertanyaan sahabat-sahabatku sekalian yang pertanyaannya tidak sempat saya indakan.Berfikir positif sajalah. Foto di baliho tersebut merupakan foto biasa, sama halnya dengan baliho yang lainnya. Intinya sampai saat ini saya masih setia dengan idealisme yang saya anut. Yakinlah kita masih sejalan dan seperjuangan. Untuk mereka telah lama mengenal saya dan tidak ragu, ku hanturkan terimakasih.(***)

Gorontalo,  Minggu, 11 Maret 2012. (01.50)

email: donald.tungkagi@gmail.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun