Menjadi pertanyaan yang menarik juga, mengapa sampai saat ini rencana penyerangan Israel dan Amerika ke Iran belum juga terlaksana?. Ini kontras dengan penyerangan mereka sebelumnya ke Irak, Suriah, dan Afganistan, yang tanpa membutuhkan waktu lama lansung meledakkan ambisi mereka untuk menyerang negara-negara itu.
Berbagai alasanpun dikemukakan untuk menunda penyerangan ke Iran oleh para petinggi negara superpower ini. Alasan yang paling sering dikemukakan, ketika menyerang iran, maka stabilitas ekonomi dunia akan terganggu. Anehkan, bukankah sebelumnya mereka telah mengembargo Iran? sayangnya tidak semua negara dunia mengindahkan embargo mereka ini. Hal ini justru kian menunjukkan kepengecutan mereka. Mereka menebar ancaman, namun dibalas ancaman juga oleh Iran. Israel menyatakan perang. Iran membalas menghilangkan Israel dari petah dunia. Israel pun tak berkutik banyak, sehingga meminta bantuan ke orang tuanya si Amerika. Amerika pun sama. Kehilangan nyalinya. Demi menjaga pamornya sebagai negara adidaya, merekapun mengemukakan propaganda-propaganda yang tidak masuk akal untuk menunda niat mereka itu. Ya begitulah negara pecundang. Semua negara yang mengikuti mereka pun pecundang sejati. Indonesia mungkin termasuk jika mengikuti mereka.
Sebab Amerika Belum Menyerang Iran
Sebelumnya salah satu analis pertahanan Amerika Serikat Adam Lowther menjelaskan, Iran tidak seperti Grenada, Panama, Somalia, Haiti, Bosnia, Serbia, Afghanistan atau Irak saat AS menginvasi negara-negara tersebut. Ia menambahkan, semua contoh saat militer AS mampu mengalahkan musuhnya karena negara-negara tersebut tidak mampu bersaing dengan AS secara militer.
Permintaan anak emasnya Isrel untuk menyerang Iran, mungkin akan difikir panjang oleh Amerika.Penyerangan ke Iran justru akan mendapat penentangan dari dunia Internasional. Ya, salah satunya jika perang tersebut jadi, secara otomatis demi memperkuat pertahanan, Iran akan menutup selat Hormuz. Sedangkan selat Hormuz sendiri merupakan jalur pelayaran minyak dunia. Ini justru menimbulkan petaka besar atas stabiltas ekonomi dunia.
Meskipun Barack Obama melalui pidatonya telah menyampaikan akan mempertimbangkan rencana perang dengan Iran. Kelihatannya hanya untuk menenangkan hati Israel (jika tidak dibilang bualan semata). Nyatanya, sampai saat ini mereka justru belum berani untuk menyerang. Selain karena sikap mereka yang pengecut, juga ada beberapa sebab mengapa Amerika belum juga mengabulkan permintaan Isrel tersebut. Diantaranya:
Amerika justru sedang menghadapi krisis yang saat ini sedang menggerogoti tubuhnya sendiri. Mereka saat ini sedang menghadapi keterpurukan ekonomi. Ini merupakan dampak dari mereka terlalu banyak mengeluarkan biaya untuk perang, serta memberikan sumbangan yang cukup besar ke Israel. Logikanya, adalah tidak mungkin negara yang baru berdiri seperti israel ini, dan tidak memiliki sumber daya alam untuk dikelolah selain alpukat dan anggur, dapat menjadi negara kuat di kawasan timur tengah tanpa bantuan sang donor Amerika.
Di dalam sektor kemiliteran, Amerika sedang menghadapi ancaman serius, dimana kasus angka bunuh diri didalam pasukannya meningkat 80%, dengannya Amerika justru kekurangan personel. Sedangkan Iran sendiri dengan jumlah penduduk 68 juta jiwa yang siap mengorbankan nyawa. Dan dipastikan akan dibantu oleh Hizbullah (libanon), Pasukan Suriah, dan Hamas (Palestina) untuk meruntuhkan Amarika dan Israel. Tidak tinggal diam pula, Dewan Kota Charlottesville di Vieginia menandatangani sebuah resolusi yang mendesak Kongres dan Gedung Putih untuk menahan diri dan tidak menggelar tindakan militer terhadap Iran. Serta meminta Kongres AS dan Presiden AS untuk mengakhiri perang di tanah orang lain dan tidak menggunakan pesawat tak berawak, meminta untuk menahan diri dari serangan militer baru di Iran, dan mengurangi pengeluaran pangkalan militer guna untuk memenuhi kebutuhan pokok warga AS, segera menciptakan lapangan pekerjaan, mengembalikan para pekerjaan warga AS dengan pekerjaan selain industri alat perang dan militer, kembali membangun infrastruktur, membantu pemerintah daerah mengembangkan ekonomi baru dengan energi berkelanjutan
Disamping permasalahan dari dalam, Amerika saat ini tengah menuai ancaman dari luar luar . diantaranya ancaman dari Korea Utara. Negara ini siap untuk perang Nuklir dengan Amerika. Ini berawal dari latihan perang antara Amerika dan Korea Selatan yang dinilai mereka sebagai ancaman, karena dimungkinkan menyerang terlebih dahulu. Demikian juga Rusia negara saingan Amerika ini, melalui Vladimir Putin, mengingatkan konsekuensi tragis dari serangan militer ke Republik Islam Iran, seraya menegaskan bahwa Moskow akan berusaha sekuat tenaga mencegah meletusnya perang dengan Iran. Bahkan seorang analis politik, Shamus Cooke menulis di website Global Research, bahwa Rusia dan Cina akan menganggap aksi militer Amerika Serikat terhadap Iran sebagai serangan terhadap perbatasan negaranya dan ancaman bagi keamanan nasional mereka.
Mengapa Amerika Israel Sang Pencundang?
Alasannya, Israel tidak mampu menyerang Iran sendiri, karena persenjataan mereka tidak cukup kuat untuk menangkis kekuatan militer Iran yang saat ini maju pesat. Maka sang pecundang inipun meminta bantuan ke Amerika. Setelah sebelumnya mereka menebar Ancaman terhadapap Iran, dan dibalas Iran dengan memusnakan Negera mereka di muka bumi.
Amerika pun mendengar pengaduan dari anak emasnya tersebut, tidak juga mampu berbuat apa-apa selain menambah daftar Ancaman dan propaganda terhadap Iran. Begitulah mental pecundang. Kalau negara yang memiliki kekuatan militer yang tidak cukup kuat seperti Grenada, Panama, Somalia, Haiti, Bosnia, Serbia, Afghanistan dan Irak, mereka berani menyerang dengan sombong dan angkuhnya. Namun, terhadap Iran yang notabene ukuran negara dan penduduknya yang jauh lebih kecil dari Amerika tersebut nyali mereka surut.
Mereka justru hanya berani mengandalkan pengaruhnya di dunia Internasional, dan mengembargo Iran. Namun sangat disayangkan keinginan mereka ini tidak semua dituruti oleh negara-negara di dunia. Buktinya, Cina, Jepang, Korea Utara, dan Rusia masih mau bekersama dengan mereka serta membeli minyak mereka. Amerikapun kelabakan, selain itu akibat embargo tersebut juga menjadi sebuah senjata makan tuan bagi mereka. Dengan Iran menghentikan ekspor minyak ke eropa. Harga minyak dunia meningkat drastis, dan menjadi bencana ekonomi terbaru bagi negara industri termasuk Amerika dan sejawatnya, Inggris dan Perancis. Saat ini di Amerika harga minyak justru mahal.
Untuk itu, Indonesia sebagai negara yang memiliki Sumber Daya Alam yang melimpah. Seharusnya mampu mencontoh Iran. Kita mampu berdirkari. Jangan lagi mengikuti kemauan sang Pencundang Amerika Serikat dan antek-akteknya. Kita semua tahu mereka adalah bangsa Imperialis. Sedangkan Bung Karno pernah berkata untuk mewaspadai kejahatan terbesar dunia yang di gadang oleh Neo-kolim (Neo-kolonialisme dan Imperialisme). Kita jangan pernah melupakan itu, jika tidak ingin jadi Negara Pencundang. (***)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H