Mohon tunggu...
Ainun Qolbi Fitria
Ainun Qolbi Fitria Mohon Tunggu... Mahasiswa - akan jadi kenyataan

dsn.lebak ds.lebaksono kec.pungging kab.mojokerto

Selanjutnya

Tutup

Diary

Amu tu Waahya Alaa Hubbikum

22 Januari 2025   11:35 Diperbarui: 22 Januari 2025   11:39 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lagu "Amu Tu Waahyaa Alaahubbikum" berasal dari bahasa Arab, yang bila diterjemahkan secara umum berarti "Aku menyerahkan diriku sepenuhnya demi cinta kalian" atau "Aku hidup karena cinta kalian." Lagu ini sering diartikan sebagai ungkapan cinta dan pengorbanan yang mendalam, di mana seseorang rela memberikan segalanya demi orang yang dicintainya.

Lagu ini dapat mengisahkan cinta tanpa syarat, bisa dalam konteks keluarga, persahabatan, atau bahkan cinta yang lebih universal, seperti cinta kepada Tuhan atau sesama manusia. Inti dari lagu ini adalah pengorbanan, kesetiaan, dan dedikasi yang tidak terikat oleh batasan materi atau keadaan, melainkan didasari oleh ketulusan dan keikhlasan.

Kisah yang berhubungan dengan lagu tersebut:

Di sebuah desa kecil yang terletak di kaki gunung, hiduplah seorang ibu bernama Salma bersama anaknya, Aiman. Salma adalah seorang janda yang suaminya meninggal dunia saat Aiman masih kecil. Sejak saat itu, Salma bekerja keras membesarkan Aiman sendirian. Meski hidup serba kekurangan, cinta Salma kepada anaknya tak pernah berkurang sedikit pun.

Aiman tumbuh menjadi anak yang cerdas dan penuh harapan. Sejak kecil, ia bermimpi menjadi dokter agar bisa membantu banyak orang. Namun, cita-citanya itu seperti sebuah mimpi yang jauh, karena kehidupan mereka sangat sederhana, dan biaya sekolah tinggi bukanlah sesuatu yang mudah dijangkau. Meskipun demikian, Salma selalu berkata, "Aku akan melakukan apapun, nak, agar kamu bisa mewujudkan mimpimu."

Dengan semangat dan cinta yang mendalam, Salma mulai bekerja keras, bahkan lebih dari sebelumnya. Ia mengambil pekerjaan apa saja, mulai dari menjadi penjahit, buruh tani, hingga membantu tetangga mencuci pakaian. Kadang, ia harus bekerja dari pagi hingga malam, meskipun tubuhnya mulai menua dan sering sakit. Setiap kali kelelahan mendera, ia mengingat kata-kata Aiman tentang keinginannya untuk menjadi dokter, dan cinta serta harapannya terhadap masa depan anaknya memberikan Salma kekuatan yang luar biasa.

Suatu hari, Salma jatuh sakit. Tubuhnya tidak kuat lagi menanggung beban pekerjaan berat yang terus-menerus. Meski demikian, ia tetap menyembunyikan rasa sakitnya di depan Aiman. Setiap kali Aiman bertanya, ia selalu menjawab dengan senyuman, "Ibu baik-baik saja, nak. Jangan khawatirkan ibu. Yang penting kamu tetap belajar dengan giat."

Namun, lama kelamaan, Aiman menyadari bahwa ibunya sakit. Ketika ia melihat ibunya kesulitan untuk bangun dari tempat tidur suatu pagi, ia merasa sangat terpukul. Aiman merasa bersalah karena selama ini ia tidak menyadari pengorbanan besar yang dilakukan ibunya demi dirinya.

Dengan air mata yang mengalir di wajahnya, Aiman berlutut di samping ibunya dan berkata, "Ibu, maafkan aku. Aku tidak tahu ibu bekerja terlalu keras untukku."

Salma memandang anaknya dengan penuh cinta dan kelembutan. "Nak," katanya dengan suara lembut, "Aku hidup karena cinta untukmu. Semua yang aku lakukan adalah demi kebahagiaan dan masa depanmu. Jangan pernah menyesal, karena cinta seorang ibu tidak mengenal batas. Aku ingin kamu terus maju dan meraih impianmu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun