Mohon tunggu...
Ainun Qolbi Fitria
Ainun Qolbi Fitria Mohon Tunggu... akan jadi kenyataan

dsn.lebak ds.lebaksono kec.pungging kab.mojokerto

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

PerjuanganAyahku

21 Januari 2025   10:57 Diperbarui: 21 Januari 2025   10:57 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjuangan seorang ayah yang sakit-sakitan demi anak-anaknya adalah kisah penuh pengorbanan dan keteguhan hati. Meski tubuhnya lemah dan sering diserang penyakit, ia tetap berusaha bangkit setiap hari untuk memastikan anak-anaknya bisa hidup dengan layak, mendapatkan pendidikan, dan makan dengan cukup.

Seorang ayah yang hidup dalam kondisi sakit-sakitan tahu bahwa kekuatannya terbatas, tapi cinta dan tanggung jawabnya pada anak-anaknya membuatnya tidak bisa berhenti berusaha. Meski tubuhnya terasa nyeri, ia tetap memaksakan diri untuk bekerja. Kadang, pekerjaannya begitu berat hingga mempertaruhkan nyawanya. Misalnya, ia mungkin bekerja sebagai buruh di proyek bangunan tanpa perlindungan yang memadai atau mengambil pekerjaan kasar seperti mengangkat beban berat atau bekerja di lokasi berbahaya. Setiap kali ia bekerja, rasa sakit tubuhnya seakan diabaikan, karena ia tahu bahwa setiap rupiah yang ia dapatkan sangat berharga untuk kelangsungan hidup keluarganya.

Ia tidak ingin anak-anaknya tahu betapa sakit dan lelahnya ia setiap hari. Di hadapan mereka, ia selalu berusaha tersenyum dan memberi semangat. Ketika gaji yang didapatnya tidak seberapa, ia lebih memilih menahan rasa lapar demi memastikan anak-anaknya bisa makan dan membawa uang jajan ke sekolah. Ia ingin anak-anaknya merasakan kebahagiaan masa kecil mereka, meskipun hidup dalam keterbatasan.

Setiap pagi, ia bangun lebih awal meski badannya terasa berat. Sesekali, rasa pusing dan sesak napas menyerang, namun ia terus memaksakan diri untuk berangkat bekerja. Ia tak ingin menyerah meski tubuhnya kian melemah. Bagi sang ayah, masa depan anak-anaknya jauh lebih penting daripada rasa sakit yang ia rasakan.

Di waktu malam, saat tubuhnya mulai lelah dan sakit semakin terasa, ia hanya bisa berbaring di atas kasur sederhana. Namun, hatinya tetap merasa puas karena ia telah berusaha sekuat tenaga demi anak-anaknya. Ia tak pernah meminta imbalan apapun, selain harapan bahwa suatu hari nanti, anak-anaknya akan berhasil, memiliki kehidupan yang lebih baik, dan tidak perlu menjalani hidup yang seberat dirinya.

Meskipun ayah itu sakit-sakitan, semangat dan pengorbanannya tak pernah pudar. Ia adalah sosok yang selalu menempatkan anak-anaknya di atas segalanya, bahkan di atas kesehatannya sendiri. Dan itulah bentuk cinta paling tulus---melawan rasa sakit, melawan keterbatasan, dan mempertaruhkan nyawa demi kebahagiaan dan masa depan anak-anaknya.

Galeri ainun
Galeri ainun

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun