Pada mewarnai gambar katak dengan Teknik usap abur. Ada anak yang kesulitan dalam memegang kertas yang diusap abur karena posisi kertas yang diusap abur berada ditembok.
- AKSI PPL 1
- Tantangan yang ada di atas harus segera diselesaikan dengan baik, dan tepat oleh guru profesional, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
- Saya sebagai kepala sekolah sering observasi dalam kelas untuk mencari penyebab permasalahan tersebut dalam kegiatan pembelajaran
- Melakukan kajian literatur untuk mencari referensi teknik bercerita dan media pembelajaran
- Melakukan wawancara pada guru kelas tersebut, teman sejawat serta pakar dosen PGPAUD UM untuk mencari solusi dalam perbaikan praktik pembelajaran
- Melakukan praktik pembelajaran kepada peserta didik
- Adapun strategi yang digunakan
Dari hasil kajian literatur dan wawancara teman sejawat, dan para pakar, maka strategi yang digunakan dalam praktik baik ini yaitu:
- Penggunaan media miniatur (karena tidak bisa menghadirkan yang asli,), dan media cerita yaitu Media Ritatoon, hal ini menamabh daya tarik tersendiri bagi anak-anak, karena melibatkan seluruh panca indra anak saat mengamati benda tersebut dan media tersebut belum pernah dihadirkan oleh guru, sehingga ada hal baru bagi anak dan jiwa ingin tahu anak berkembang.
- Penggunaan teknik bercerita anak usia dini sangat penting untuk diperhatikan, seperti intonasi, ekspresi, isi cerita dan waktu dalam bercerita harus diperhatikan.
- Penggunaan strategi dalam bercerita harus diperhatikan seperti melibatkan anak dalam kegiatan bercerita. Anak bisa mengurutkan media tersebut sesuai dengan isi cerita, hal ini sangat menyenangkan bagi anak, karena mereka merasa ikut dalam dunia berceritanya dan keaktifan anak tersalurkan.
- Penggunaan TPACK seperti laptop, LCD, dan speaker saat menonton video tentang metamorfosis katak, hal ini sangat mendukung dalam hal kegiatan pembelajaran.
- Proses pembelajaran dilakukan dengan penerapan berfikir HOTS melalui pertanyaan 5W+1H sebagai kalimat pemantik dalam tujuan pembelajaran. Hal ini sangat penting karena anak bisa mengeksplorasi pengalamannya dan mengaitkan nya dengan kehidupan anak.
- Proses praktik baik dilapangan:
- Penyambutan anak didik, Shalat dhuha, Greeting, Circle time and Praying, Presensi
- Guru mempersilahkan anak untuk mengamati miniature katak
- Guru memberikan waktu untuk Berdiskusi tentang katak (apa ciri-ciri katak? siapa yang menciptakan katak? Mengapa katak bisa lompat? Kapan terjadinya metamorfosis katak? Dimana katak itu berada? Bagaimana peristiwa metamorfosis katak itu terjadi?)
- Guru bercerita tentang metamorphosis katak
- Kegiatan 1 : Anak dapat menirukan 3 gerakan katak meloncat secara lincah
- Kegiatan 2 : Anak dapat mengurutkan 4 gambar metamorfosis sesuai dengan cerita guru secara tepat
- Kegiatan 3 : Anak dapat menempel 3 gambar katak pada media ritatoon sesuai bentuknya
- Kegiatan 4: Anak mewarnai gambar katak dengan teknik usap abur  dengan rapi
- Merapikan mainan
- Cuci tangan
- Makan
- Recalling dan Evaluasi
- Bila ada perilaku yang kurang tepat dapat didiskusikan bersama
- Mengungkapkan perasaan selama kegiatan bermain
- Guru melakukan evaluasi (penguatan materi dan kegiatan yang dilakukan anak hari ini)
- Pesan Moral untuk anak agar selalu mencerminkan sikap anak sholih-sholiha Dan mencintai dan menjaga katak sebagai ciptaan Allah
- Menyampaikan kegiatan untuk esok hari
- Doa Pulang
- Sumber daya atau materi untuk melaksanakan pratik baik:
- Alat dan bahan: media Ritatoon metamorfosis katak, miniatur katak, Lembar kerja dan Krayon.
- Sarana dan prasarana: laptop, LCD, Speacker
- Materi pembelajaran: Video pemeblajaran metamorfosis katak yang mencakup pertanyaan
- 5W+1 H
- Â
- REFLEKSI HASIL DAN DAMPAK PPL AKSI 1
- Dampak Aksi dari penerapan Media Ritatoon Metamorfosis Katak, Media Replika Miniature Katak, serta Teknik Bercerita yang inovatif, kreativ, adalah:
- Anak menjadi aktif dan interaktif dalam proses pembelajaran, karena media yang digunakan adalah media miniatur dan pemanfaat TPACK dalam pembelajaran.
- Anak mendengarkan cerita guru dengan baik karena media yang digunakan adalah media Ritatoon yang belum pernah anak lihat, anak-anak sangat antusias, terbukti sebagian besar anak merespon dengan berbagai pertanyaan dan melontarkan pengalamannya.
- Anak terlihat senang dan sangat antusis dalam mengikuti pembelajaran karena media interaktif dan diskusi yang dilakukan didalam kelas melibatkan seluruh anak ketika kegiatan tanya jawab.
- Praktik baik yang dilaksanakan ini dikatakan efektif dalam meningkatkan kemampuan menyimak anak dalam kegiatan bercerita, anak dapat melatih konsentrasi saat mendengarkan cerita, kemudian diakhir, guru bercerita tentang katak dengan mengaitkan kehidupan anak dengan menggunakan miniatur katak dan mengajak anak untuk mengurutkan kembali metamorfosis katak.
- Hasil refleksi penilaian kegiataan menyimak cerita melalui mengurutkan gambar media ritatoon dari 8 anak yang hadir, Â ada 7 anak yang mendapatkan Berkembang Sangat Baik (BSB), sedangkan 1 anak mendapatkan Berkembang Sesuai Harapan (BSH) karena ananda sempat 1 keping dia terlewat.
- Hasil refleksi penilaian kegiataan Meloncat seperti katak: semua anak bisa melakukan kegiatan meloncat lebih dari 3 loncatan, sehingga semua anak mendapatkan BSB
- Hasil refleksi penilaian kegiataan Menempel katak yang sesuai: semua anak bisa melakukan kegiatan menempel gambar katak yang sesuai sehingga semua anak mendapatkan BSB
- Hasil refleksi penilaian kegiataan Mengusap abur gambar katak: anak anak melakukan kegiatan usap abur dari 8 anak, 2 anak mendapatkan MB, Karena mereka tidak teliti dalam mewarnai apa yang perlu diwarnai dan apa yang tidak perlu diwarnai. Ada juga 4 anak yang sudah mengusap abur dengan rapi mendapatkan nilai BSH dan ada 2 anak yang sudah mengusap abur dengan rapi dan kreatif dalam menggunakan warna.
Praktik baik yang telah dilaksanakan mendapat respon baik dari teman sejawat selaku obeserver. Dengan memberikan komentar bahwa praktik baik ini sangat efektif dalam meningkatkan kemampuan menyimak cerita karena menggunakan media dan Teknik bercerita yang inovatif dan kreatif serta strategi dalam bercerita dengan melibatkan anak dapat menarik perhatian anak dan anak terlihat antusias ingin menjadi yang pertama dalam mencoba kegiatan ini. Praktik baik ini juga mengupas tentang tema sesuai dengan pertanyaan kalimat pemantik 5W+1H sebagai penerapan perkembangan berfikir HOTS. dan anak terlibat aktif dalam diskusi di kelas. Praktik telah dilaksanakan dengan menggunakan media dan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik abad 21.
- Faktor keberhasilan dalam aksi, adalah :
- Dukungan dari pihak terutama ketua yayasan yang telah mengizinkan saya untuk praktik lapangan
- Sarana dan prasarana yang memadai
- Pemilihan media dan teknik bercerita yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini
- Kerjasama antara teman sejawat dan suami dengan memberikan saran dan masukkan dalam hal pemilihan ide dalam pembuatan media, membantu dalam hal dokumentasi, dan rancangan pembelajaran yang inovatif, kreatif, interktif dan bermakna.
- Pembelajaran dari keseluruhan proses untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan perlu mengobservasi dengan mengidentifikasi karakteristik anak, Â berkolabolasi dengan berbagai pihak, serta mencari referensi berbagai kajian literatur. Mempersiapkan perencanaan dengan matang, melaksanakan pembelajaran sesuai rencana yang telah dibuat, mengevaluasi hasil pembelajaran dan melakukan refleksi diri untuk pembelajaran agar dapat Â
berjalan lebih baik lagi. - RENCANA TINDAK LANJUT
Setiap rencana yang telah selesai dilaksanakan membutuhkan Rencana Tindak Lanjut (RTL). Hal ini karena rencana tindak lanjut merupakan salah satu jaminan bagi keberlangsungan dan keberlanjutan suatu rencana dalam hal ini rencana pembelajaran. Dengan adanya rencana tindak lanjut akan lebih memudahkan dalam mengimplementasikan program yang selanjutnya. Untuk bisa menyusun rencana tindak lanjut yang baik sesuai rencana program berdasarkan hasil refleksi dan analisis dari pengalaman aksi sebelumnya.
Berdasarkan hal-hal tersebut, beberapa rencana tindak lanjut yang akan dilakukan setelah melakukan refleksi akhir PPL program Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan pada aksi pembelajaran ke satu adalah pada tahapan rencana terutama tujuan pembelajaran harus jelas arahnya dan dapat tercapai dalam artian anak-anak dapat dengan mudah memahami dari setiap materi yang disampaikan melalui bantuan media pembelajaran menarik bagi anak dan sesuai kebutuhan belajarnya serta menggunakan metode pembelajaran yang tepat. Penggunaan media pembelajaran yang tepat dapat membantu dalam menyampaikan materi pembelajaran dan memudahkan anak untuk memahami materi, selain itu melalui metode bermain sambil belajar membuat anak lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan ke depannya. Pelaksanaan masing-masing rencana program disesuaikan dengan situasi dan kondisi di sekolah. Sebelum mengimplementasikan rencana tindak lanjut diperlukan terlebih dahulu untuk melakukan koordinasi dan kolaborasi bersama teman sejawat serta kepala sekolah. Tujuannya agar semua rencana program tindak lanjut dapat terlaksana dengan semaksimal mungkin dengan harapan hasilnya pun baik.
- SITUASI PPL AKSI 2
- Situasi yang melatar belakangi penyelesaian masalah 2 pada PPL Aksi 2 adalah sebagai berikut:
- Rendahnya kemampuan kegiatan menganyam ini sangat lah penting bagi kita untuk memperbaiki, karena kegiatan menganyam merupakan Aspek Perkembangan Motorik Halus yang penting dan perlu di tingkatkan pada usia TK.
- Stimulus yang diberikan dalam kegiatan menganyam kurang maksimal.
- Pendidik masih belum faham dalam teknik menganyam anak usia dini.
- Kegiatan menganyam jarang dilakukan pendidik.
- Media menganyam kurang bervariatif (kertas hvs), mudah sobek krn menggunakan kertas tipis dan kertas lemas.
- Selain itu kurangnya penggunaan TPACK dalam kegiatan menganyam.
Praktik ini penting untuk dibagikan karena menurut saya sebagian besar guru yang mengalami permasalahan yang sama dalam kegiatan menganyam. Dengan membagikan praktik lapangan ini saya bisa memberikan referensi dan motivasi bagi saya sendiri dan rekan sejawat lain untuk perbaikan kegiatan menganyam dari permasalahan yang dihadapi dan untuk melakukan yang lebih baik lagi dalam hal kegiatan menganyam.
Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik ini yaitu saya sebagai guru yang bertanggung jawab dan guru profesional akan melaksanakan kegiatan yang inovatif, kreatif , aman bagi anak, dan bermakna untuk mencapai tujuan pembelajaran. Guru berperan sebagai fasilitator, mediator, motivator, pembimbing dan pengelola harus mampu mengelola kegiatan menganyam sedemikian rupa agar tercapainya tujuan kegiatan tersebut, dari mulai membuat perangkat pembelajaran seperti RPPH, Media, LKPD, bahan ajar dan Instrumen Penilaian. Melaksanakan proses pembelajaran, evaluasi dan merefleksi diri dari hasil pemebelajaran yang akan dilaksanakan.
- .
- TANTANGAN PPL AKSI 2
Setelah diidentifikasi masalah dengan refleksi diri, wawancara guru kelas, teman sejawat, serta para pakar yaitu Dosen PGPAUD Universitas Negeri Malang, maka beberapa tantangan yang terjadi yaitu:
- Guru yang belum memanfaatkan media disekitarnya dengan baik.
- Guru masih belum menggunakan teknik menganyam yang sesuai dengan anak usia dini.
- Guru jarang melakukan kegiatan menganyam di  kelas
- Guru belum menggunakan TPACK dalam kegiatan menganyam.
Adapun pihak-pihak yang terlibat dalam mencapai tujuan adalah :
Kepala sekolah sebagai peneliti