” Hai Muhammad kami sudah Menang, kamu telah kalah dalam peperangan ini….lihatlah pamanmu Hamzah yang tewas tercabik cabik tubuhnya dan lihatlah pasukanmu yang telah porak poranda”. Rasulullah saw menjawab “Tidak aku yang menang dan engkau yang kalah Khalid …Mereka yang gugur adalah Syahid , sebenarnya mereka tidak mati wahai Khalid mereka hidup di sisi Allah penuh dengan kemuliaan dan kenikmatan , mereka telah berhasil pindah alam dari dunia menuju akhirat menuju surga Allah karena membela Agama Allah gugur sebagai syuhada. Dan Matinya tentaramu , matinya sebagai Kafir dan dimasukkan ke Neraka Jahannam."
Perbincangan itu membuat Khalid bin Walid, panglima dan ahli strategi perang kaum Quraisy gelisah. Selalu terngiang dan menggulana dalam hatinya kata-kata Rasulullah sesaat setelah perang uhud itu. Khalid memutuskan untuk mengirim mata-mata mengintai kegiatan Rasulullah & Kaum Muslimin.
Setelah sekian lama, mata-mata Khalid memberikan laporan kepadanya, terutama mengenai pendapat Muhammad tentang dirinya, "Aku heran kepada seorang panglima khalid bin Walid yang gagah perkasa dan cerdas , tapi kenapa dia tidak paham dengan AGAMA ALLAH yang aku bawa , sekiranya Khalid bin Walid tahu dan paham dengan Agama yang aku bawa , dia akan berjuang bersamaku( Muhammad ) , Khalid akan aku jadikan juru rundingku yang duduk bersanding di sampingku" Khalid menjadi menjadi semakin galau, kata-kata Muhammad benar-benar menantang logika dan nuraninya.
Kali ini Khalid sendiri menyelusup ke tengah kaum muslimin untuk bertemu Muhammad dengan menggunakan topeng untuk penyamaran. Ditengah perjalanannya, Khalid menyaksikan Bilal bin Rabbah tengah berdakwah dan tengah membacakan surat al hujarat ( Qs 49:13 ) yang artinya: ” Hai manusia kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku suku supaya kamu saling mengenal dengan baik. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Alloh adalah orang-orang yang paling bertaqwa karena sesungguhnya Alloh maha mengetahui lagi maha Mengenal” Khalid terperangah keheranan, bagaimana mungkin seorang mantan budak yang buta huruf bisa menyampaikan kalimat setinggi itu.
Bertambahlah keyakinan Khalid tentang kebenaran ajaran yang dibawa Muhammad. Dihadapan Rasulullah SAW, Khalid mengucapkan syahadat. Dia menyerahkan beberapa harta kekayaan & pedangnya kepada Rasulullah untuk keperluan perjuangan Islam sebagai bentuk loyalitasnya. Rasulullah SAW mengembalikan pedang Khalid. Rasulullah SAW bersabda, ” Jangan kau lepaskan pedang itu Khalid , karena dengan pedang itu nanti kamu akan berjuang membela agama Allah bersamaku". Bergabungnya Khalid dengan Kaum Muslimin menjadi anugerah yang luar biasa, menambah kekuatan tempur pasukan muslimin. Sebaliknya, merupakan pukulan telak bagi kaum kafir Quraisy, karena selama ini Khalid lah yang menjadi pilar pasukan tempur mereka.
Khalid bukan saja ahli bermain pedang, dia juga ahli siasat perang yang lihay. Khalid tidak mengawali pertempuran pertamanya bersama kaum muslimin sebagai Panglima. Khalid hanya sebagai anggota pasukan biasa pada perang Mu'tah. Perang besar melawan Byzantium yang berkekuatan 200ribu orang (100.000 tentara Romawi sedangkan Syurahbil bin ‘Amr mengerahkan 100.000 tentara nasharah Arab yang terdiri dari kabilah Lakham, Juzdan, Qain dan Bahra‘). Sementara kaum muslimin hanya berkekuatan 3000 org. Dalam perang ini Rasulullah SAW bersabda, “Pasukan ini dipimpin oleh Zaid bin Haritsah, bila ia gugur komando dipegang oleh Jakfar bin Abu Thalib, bila gugur pula panji diambil oleh Abdullah bin Rawahah –saat itu beliau meneteskan air mata- selanjutnya bendera itu dipegang oleh seorang ‘pedang Allah’ dan Akhirnya Allah Subhânahu wata‘âlâ memberikan kemenangan. (HR. al-Bukhari)
Pada perang itu, ketiga Panglima Islam Syahid. Tsabit bin Arqam, seorang pimpinan regu, mengambil bendera Pasukan Islam dan berteriak memanggil para Sahabat Nabi agar menentukan pengganti yang memimpin kaum muslimin. Maka, pilihan mereka jatuh pada Khalid bin Walid yang terkenal sebagai seorang yang punya strategi perang yang handal. Dan Khalid pun menerima bendera pasukan sebagai Simbol kepemimpinan pasukan. Setelah menerima bendera, Khalid bin Walid melesat menembus pasukan musuhseorang diri untuk menuju kedataran tinggi, matanya menatap pertempuran dari ketinggian bak mata elang, dia melihat situasi pasukan Islam yang terjepit, dikepung 200ribu pasukan musuh.
Sekejap kemudian, Khalid kembali ke pasukan dan memberikan komandonya. Pasukan Islam bergerak berotasi membuat efek badai pasir dan sebagian pasukan menorobos badai pasir itu seakan-akan bala bantuan pasukan yang baru tiba. Mengira pasukan Islam mendapatkan bala bantuan, sebagian pasukan musuh pun mundur membuat celah bagi bagi kaum muslimin untuk keluar dari kepungan pasukan Byzantium. Menurut sebagian riwayat, pasukan Islam yang syahid hanya 13 org, sementara pasukan musuh yang gugur mencapai 20ribu orang. Dalam pertempuran itu Khalid bin Walid menghabiskan 9 pedangnya, hanya 1 yang tersisa, pedang buatan Yaman. (Bersambung..)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H