Mohon tunggu...
gendeng irng
gendeng irng Mohon Tunggu... karyawan swasta -

seorang penulis pemula

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Menanti Geliat Juve Demi Serie A

24 Februari 2015   22:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:34 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Baru saja rasa iseng membuai diri pada geliat lama saat remaja dulu. Kala kejenuhan melanda diri maka Youtube jadi sarana hiburan tersendiri untuk membiarkan putaran video pilihan mencerahkan diri.

Kali ini tiba-tiba ada tautan video Batistuta yang menggoda untuk saya klik. Buffer berjalan dan saya menikmati 10 gol terbaik dari sang dewa gol. Tiba-tiba saya ingat akan gairah sepakbola masa remaja dulu yang kerap bertaut dengan guliran Seri A.

Video Batistuta itu mengingatkan saya akan gemerlap Serie A di era 90-an dan awal 2000-an. Tak terasa era itu sudah jauh tertinggal. Kini Serie A yang bisa tayang 2-3 laga per pekan di Kompas TV terasa tak segemerlap dulu kala RCTI hanya menayangkan bahkan satu laga saja per pekannya. Entah karena akses informasi yang sudah sedemikian canggihkah yang membuat rasa dahaga hiburan Serie A sirna ataukah semata minimnya bintang di Italia yang buat mata malas melirik dibanding dulu.

Saya adalah seorang LAziale yang memang masih memantau pergerakan Lazio dari setiap media. Terlepas dari kekuatan "semenjana" Biancoceleste saat ini, tapi gairah menikmati Serie A terasa meredup dari pekan ke pekan. Bila tak ada laga Lazio baiknya saya lewatkan tayangan Serie A tuk saat ini. Pun bila Lazio main subuh WIB, rasanya lebih baik menanti skornya saja di berita pagi hari ketimbang begadang menanti aksi.

Mungkin saya sudah kehilangan gairah selepas masa remaja berganti pada dewasa. Namun kaum muda di sisi saya jua sudah tak lagi menikmati Serie A.

Di awal era 2000, kala Winning Eleven masih banyak dimainkan di rental PS 1, tim pilihan para player umumnya tak lepas dari magnificent seven sister Serie A. Bahkan pemain pujaan jua tak jauh dari punggawa Serie A. Namun selepas Calciopoli Serie A benar-benar tersungkur. Terakhir selepas era Mourinho mengukir treble di 2010 lalu kemudian hijrah ke Madrid rasanya Serie A sungguh tak menarik.

Juventus yang memulai momen meraja kembali tak kunjung bisa memberi tusukan untuk Eropa. Milan dan Inter seperti tenggelam dalam usaha membangun tim yang kerap merana. Roma yang jadi pesaing perburuan scudeto cuma bisa tampil oke di ranah lokal. Lazio saya juga kerap rusak prestasinya bila berkompetisi di tiga turnamen dalam semusim. Fiorentina timbul-tenggelam. Napoli atau Udinese juga tak memesona Erop apalagi dunia. Terakhir Parma kini malah sedang di ujung kebangkrutan.

Serie A, bagaimana nasibmu nanti yah....

Malam nanti Juventus akan berlaga jadi wakil Italia semata wayang di kompetisi tertinggi Eropa. Lawannya adalah Dortmund yang baru bangkit dari keterpurukan. Mari kita nanti geliat Juve demi gengsi Serie A. Kondisi 5 tim Italia di 32 besar Liga Eropa sendiri tentu bukan kebanggaan.

Mari simak aksi Tevez dan Llorente di kandang malam ini. Semoga bisa jadi penyemangat Torino, Inter, Napoli, Fiorentina, dan Roma yang akan mempertaruhkan asa di Liga Eropa esok malam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun