Mohon tunggu...
Qodiron
Qodiron Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Hobi : Membaca Topik Konten Favorit : Keagamaan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran dan Tantangan Santri di Era 5.0

21 November 2024   02:30 Diperbarui: 21 November 2024   11:13 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto sambutan pengurus pondok pesantren Al-Aziziyyah/dokpri

Belum lama ini kita telah merayakan hari santri nasional pada sebulan yang lalu. Dalam memperingati Hari Santri Nasional (HSN) ini Pondok Pesantren Al Aziziyyah mengadakan talkshow yang membahas tentang peran dan tantangan santri di era 5.0 selain dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional acara talkshow ini juga sebagai sarana memperkenalkan pondok pesantren Al-Aziziyyah pada masyarakat sekitar.

Acara talkshow di selenggarakan pada tanggal 20 Oktober 2024 di pondok pesantren Al-Aziziyyah Rowolaku,Kajen-Pekalongan dan dihadiri oleh pengasuh pondok pesantren Al-Aziziyyah (Dr. KH. Mohammad Fateh,M.Ag.,) beserta istrinya (Umi Hj. Nurul Azizah, M.Ag.,), santri Al-Aziziyyah dan beberapa delegasi santri pondok pesantren sekitar kajen-bojong, serta narasumber yang didatangkan langsung dari PAC GP ANSOR Rowolaku, Kajen Pekalongan dan Ketua Umum PC GP ANSOR Kab. Pekalongan.

Acara talkshow ini sendiri bertujuan untuk memberikan wawasan kepada santri tentang pentingnya peran santri beradaptasi terhadap perubahan zaman dan memanfaatkan teknologi sebagai media berdakwah serta berwirausaha. Melalui diskusi interaktif, presentasi dari narasumber, dan sesi tanya jawab yang melibatkan peserta untuk berbagi pengalaman, sehingga setelah acara selesai para peserta (santri) mendapatkan output pemahaman tentang perannya dan bagaimana ia dapat memanfaatkan peluang yang ada.

Pada acara tersebut narasumber Ketua PC GP ANSOR Kab. Pekalongan (Muhammad Sholahuddin) atau biasa dikenal Gus sholah menyampaikan bahwa ; "Santri itu tidak hanya bisa tentang persoalan agama tetapi bisa apa saja, kapan saja  dan dimana saja". Gus Sholah juga berbagi pengalaman beliau sebagai seorang santri dalam memulai perjalanan karirnya. Beliau yang merupakan santri salaf dan tanpa adanya latarbelakang pendidikan formal namun dapat bersaing bahkan dapat menjadi atasan dari orang-orang dengan latarbelakang pendidikan formal yang tinggi. Dalam menjalani proses yang paling terpenting menurut Gus Sholah adalah pantang menyerah dan mau mengambil semua peluang kesempatan yang ada tanpa memperhatikan besar ataupun kecilnya.

Dari yang disampaikan oleh Gus Sholah dapat disimpulkan bahwa seorang santri yang ingin mencapai kesuksesan, harus memahami perannya beradaptasi dengan perkembangan yang ada. Selain memanfaatkan peluang teknologi sebagai sarana media untuk menyampaikan ilmu pengetahuan keagamaan santri juga dapat menggunakannya sebagai media bersosialisasi dan wirausaha. Dengan memanfaatkan Teknologi sebagai media meningkatkan kualitas diri maka bukan hal yang tidak mungkin untuk meraih puncak kesuksesan. Dalam menjalankan perannya santri juga harus di imbangi dengan sikap etos kerja yang tinggi dan pantang menyerah, maka dengan hal ini santri dapat menghadapi tantangan perkembangan zaman dan juga menjalankan perannya sebagai agen perubahan (agen of change).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun