Dalam “stagnasi” dan arah semacam inilah para saintis menjadi diperlukan di Indonesia. Ini terutama karena struktur medan pertarungan perdagangan dunia telah berubah kepada horizontal division of labor di mana elemen-elemen keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin menjadi determinatif dalam produksi komoditas perdagangan. Tentunya untuk memberi tempat yang lebih besar bagi para saintis ini, pergeseran-pergesaran politisi pada jajaran elit negara harus dilakukan. Schwarz melihat gejala ini pada melekangnya pengaruh kaum teknokrat-arsitek pembangunan ekonomi dalam posisi-posisi strategis pemerintahan.
Sesungguhnya, gagasan-gagasan dalam mempengaruhi arah perkembangan bangsa yang berbasiskan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mulai dikembangkan oleh Habibie di Indonesia sejak pertengahan dekade 70-an dan awal dekade 80-an. Dalam hal ini Habibie pernah mencari alternatif strategi pembangunan dari yang ditawarkan kaum teknokrat sejak awal orde baru.
Dalam situasi dunia sekarang ini yang semakin menicu persaingan global, tentu gagasan-gagasan di atas dibutuhkan. Untuk mencapai perkembangan ke arah itu, sebuah masyarakat harus melampaui empat tahap transformasi teknologi. Tahap pertama adalah penggunaan teknologi untuk proses nilai tambah dalam rangka produksi barang dan jasa yang telah ada dalam masyarakat.
Pada tahap ini, teknologi produksi dan manajemen digunakan untuk mengubah bahan mentah dan barang-barang setegah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai yang lebih tinggi. Karenanya proses ini dinamakan proses niali tambah. Melalui tahap ini, masyarakat akan di kembangkan kemampuan untuk memahami desain dan teknik atau cara-cara produksi yang lebih maju yang telah dikembangkan di luar negeri. Disiplin dan penerapan standar mutu pun harus lebih ditingkatkan. Dengan demikian, pemeliharaan standar kerja dan standar mutu akan lebih terbisakan.
Tahap kedua, di sisni akan terjadi integrasi teknologi yang telah ada ke dalam desain dan produksi barang yang baru sama sekali dalam arti belum digunakan masyarakat. Pada tahap ini, dikembangkan desain dan cetak baru. Dengan demikian, ada elemen baru yaitu elemen penciptaan, di samping itu, tahap ini akan dikembangkan keahlian desain yang akan meningkatkan kehlian-keahlian lain terutama keahlian di dalam melakukan integrasi dan optimisasi komponen-komponen ke dalam sistem baru.
Sebabnya adalah para produsen komponen akan berlomba-lomba menawarkan produk-produk mereka atau desain-desain mereka pada perusahaan lokal yang melakukan integrasi teknologi. Tahap ketiga, adalah tahap perkembangan teknologi itu sendiri, dalam tahap ini teknologi yang sudah ada akan dikembangkan lebih lanjut. Teknologi barupun diciptakan. Semua itu dilakukan dalam rangka mengahdapi perancangan produk-produk masa depan. Tahap keempat, adalah pelaksanaan secara besar-besaran penelitian dasar. Motivasi utama adalah bahwa mereka yang menyelenggarakan tahap ketiga sering kali menemui kekosongan teori yang diperlukan untuk mengembangkan teknologi lebih lanjut, ini mendorong dilakukannya penelitian dasar untuk menutupinya.
Dengan memberikan gambaran teoritis tentang empat tahap transformasi inilah, berkaitan dengan pemikiran Habibie bahwa perlunya wahana bagi proses teknologi dan industri. Wahana transformasi ini merupakan sesuatu yang kompleks, yang menggabungkan space geografis dengan potensi pasar bagi produk-produk hasil dari keempat tahap diatas. Terhadap negara kepulauan semacam ini, maka produk teknologisasi industri harus lebih spesifik, yakni produk-produk yang memberikan jawaban relevan terhadap kondisi wilayah kepulauan.
Di sini mungkin dapat diprioriyaskan akan industri perkapalan, perkeretaapian, pesawat terbang, dan industri-industri kecil lainnya yang mendukung kondisi kehidupan masyarakat seperti industri mabel, pakaian, pertanian dan lain-lain.
Karena jenis-jenis yang diproduksi oleh teknologisasi industri tersebut di atas merupakan jawaban yang relevan bagi kebutuhan geografis, maka dengan sendirinya pasar untuk barang-barang tersebut akan tercipta. Karena produk-produk tersebut sangat dibutuhkan oleh penduduk Indonesia yang saat ini mencapai 250 juta jiwa lebih. Pasar yang terbentuk melalui penerapan teknologisasi industri yang relevan ini, setidak-tidaknya akan menimbulakn dua implikasi besar, yaitu:
1. Diversifikasi produk yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan langsung proses kerja teknologi dan industri itu sendiri. Contoh produk-produk yang mungkin lahir dari teknologi industri ini adalah, elektronika, telekomunikasi dan lain-lain.
2. Dengan pasar domestik yang sudah relatif permanen, maka akumulasi pengalaman dan, terutama modal bagi ekspansi produk industri ini ke pasar internasional menjadi lebih memungkinkan.